Australia Pertanyakan Akses Pulau Buatan Laut China Selatan

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 16 Feb 2016 17:04 WIB
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengungkapkan rencana untuk meminta klarifikasi dari China soal akses pulau buatan di Laut China Selatan
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop mengungkapkan rencana untuk meminta klarifikasi dari China soal akses pulau buatan di Laut China Selatan. (Getty Images/Lisa Maree Williams)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengungkapkan rencana untuk meminta klarifikasi dari China soal bagaimana mereka akan menggunakan sejumlah pulau reklamasi di wilayah Laut China Selatan. Selain itu, Australia juga akan mempertanyakan akses negara-negara lain ke sejumlah pulau buatan tersebut.

China mengklaim sebagian besar wilayah di Laut China Selatan yang merupakan salah satu kawasan perdagangan tersibuk di dunia dengan total perdanganan senilai US$5 triliun setiap tahun. Klaim China terhadap sejumlah daerah di kawasan itu tumpang tindih dengan klaim dari Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.
"Di masa lalu, Menteri Luar Negeri [China] Wang Yi mengatakan [pulau-pulau itu] infrastruktur publik, sehingga saya kini mencari penjelasan lebih rinci soal bagaimana negara-negara lain bisa mengakses infrastruktur publik itu," kata Bishop pada Selasa (16/2).

"Tergantung pada jawaban yang akan diberikan, kita akan melihat situasinya," lanjutnya kepada wartawan di Tokyo menjelang pertemuan dengan Menlu Jepang, Fumio Kishida.
Bishop yang akan berkunjung ke Beijing pada hari yang sama untuk berdiskusi dengan Wang dan sejumlah pejabat China lainnya, tidak mengungkapkan apakah Australia ingin memiliki akses ke pulau-pulau buatan China itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beijing menegaskan klaimnya di kawasan Laut China Selatan dengan melakukan sejumlah proyek reklamasi pulau di lahan seluas lebih 1.170 hektar sejak 2013, menurut catatan Pentagon.
Beijing bulan lalu melakukan uji landasan pacu sepanjang 3.000 meter yang dibangun di atas pulau reklamasi Fiery Cross Reef dengan mendaratkan pesawat komersil yang diterbangkan dari Pulau Hainan.

China menuduh Washington mencari hegemoni maritim atas nama kebebasan navigasi setelah sebuah kapal perusak milik Angkatan Laut AS berlayar dalam jarak 12 mil laut dari pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan pada akhir Januari lalu. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER