Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok pemantau perang sipil Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, melaporkan bahwa setidaknya 38 warga sipil tewas akibat serangan udara dari koalisi pimpinan Amerika Serikat di Provinsi Hasaka, Suriah, selama dua hari.
Menurut laporan dari lapangan yang dihimpun oleh Observatory, setidaknya 15 orang tewas ketika serangan udara koalisi AS juga mengenai toko roti di kota al-Shadadi di dekat perbatasan Irak pada Selasa (16/2).
Sementara itu, serangan di tiga desa lainnya pada Kamis (18/2) menewaskan 15 orang, termasuk tiga anak-anak. Di tempat lain, serangan udara koalisi AS menewaskan setidaknya delapan warga sipil.
Kepala Komando Pusat Angkatan Udara AS, Charles Brown, mengaku sudah mengetahui laporan mengenai korban warga sipil ini. Koalisi udara AS akan segera melakukan penyelidikan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tahu kami memang menyerang daerah tersebut selama beberapa hari belakangan," ujar Brown.
AS dan sekutunya melancarkan serangan udara tersebut untuk menggempur ISIS yang menguasai sebagian daerah Hasaka dan perlahan mulai terpukul mundur.
Hasaka sendiri berbatasan langsung dengan markas besar ISIS, yaitu Deir al-Zor dan tempat yang disebut-sebut sebagai ibu kota kelompok militan tersebut, Raqqa.
Koalisi udara AS juga masih melakukan serangan di Kota al Houl, dekat perbatasan Irak, dan menewaskan 35 militan ISIS.
Di kota tersebut, koalisi udara AS membantu Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang bersekutu dengan pejuang Kurdi YPG dan kelompok lainnya untuk menumpas ISIS pada November lalu.
SDF dianggap sebagai mitra paling efektif bagi koalisi AS. Tahun lalu, mereka berhasil merebut kembali daerah yang dikuasai ISIS.
Melalui Facebook pada Kamis, SDF mengumumkan bahwa mereka akan segera melancarkan serangan untuk merebut al-Shadadi, jalur logistik ISIS yang menghubungkan jalan-jalan raya. Jika berhasil, mereka dapat mengisolasi Raqqa.
Sementara itu, Rusia juga melakukan serangan udara di Suriah dengan menargetkan markas ISIS. Namun menurut AS, Rusia lebih fokus menggempur kelompok yang memberontak dari pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
(ama)