Jakarta, CNN Indonesia -- Sektor pariwisata Turki terpuruk akibat konflik bersenjata dan ketegangan dengan Rusia. Angka kedatangan wisatawan dan pemasukan negara di sektor ini anjlok.
Data Institut Statistik Turki seperti diberitakan Reuters, Senin (22/1), menunjukkan pemasukan Turki di sektor pariwisata turun 14,3 persen di kuartal terakhir tahun lalu. Pemasukan bidang pariwisata Turki dalam setahun lalu turun 8,3 persen.
Menurut TUI, operator wisata terbesar dunia, bulan ini sebanyak 40 persen pesanan wisata menuju Turki dibatalkan karena alasan keamanan.
Delapan perusahaan kapal pesiar - MSC, Costa, Thomson, Aida, Crystal, Norwegian Cruise Line, Oceania Cruises dan Regent Seven Seas Cruises - membatalkan pelayaran ke Turki dengan alasan yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penurunan angka pariwisata Turki terjadi akibat ancaman keamanan yang mendera negara itu. Gangguan keamanan terutama muncul setelah Turki ikut turun melawan ISIS di Suriah dan Irak. Langkah ini dibalas ISIS dengan serangan bunuh diri di Istanbul dan Ankara tahun lalu.
Ancaman keamanan juga datang dari kelompok separatis Kurdi, Partai Pekerja Kurdistan atau PKK. Kelompok yang menginginkan otonomi di tenggara Turki ini melakukan serangan pengeboman dan penembakan di sepanjang perbatasan.
Sayap militan PKK juga bertanggung jawab atas pengeboman Jumat pekan lalu di Ankara yang menewaskan 28 orang.
Ketegangan dengan Moskow juga menjadi salah satu sebab berkurangnya jumlah wisatawan dari Rusia. November tahun lalu Turki dan Rusia terlibat konflik menyusul jatuhnya jet tempur Rusia oleh pasukan Turki.
Rusia meminta warganya untuk tidak lagi mengunjungi Turki menyusul peristiwa itu.
Turki sebelumnya adalah tempat populer bagi turis Jerman. Namun semenjak pengeboman yang menewaskan 10 wisatawan Jerman di Istanbul Januari lalu, jumlahnya menurun.
Bantuan pemerintahUntuk mengatasi keterpurukan ini, pemerintah Turki akan memberikan bantuan bagi para pelaku usaha pariwisata.
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengumumkan bantuan hingga 244 juta lira atau lebih dari Rp1,1 triliun bagi berbagai perusahaan pariwisata.
Davutoglu juga mengatakan Turki optimistis tetap menjadi tujuan wisata favorit bagi warga Rusia. Dia berharap, warga Rusia tetap datang ke Turki kendati dilarang negaranya. Di antara tempat favorit tujuan wisata warga Rusia adalah daerah pesisir seperti Alanya dan Antalya.
(den)