Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Libanon mengatakan ia akan memimpin delegasi menteri untuk mengunjungi negara Teluk dalam waktu dekat, setelah Saudi membatalkan bantuan senilai US$4 miliar untuk Libanon.
Saudi mengambil langkah tersebut menyusul kegagalan Libanon untuk mendukung Saudi di tengah tensi antara Saudi dan Iran, pendukung utama kelompok Hizbullah di Libanon.
Dikutip dari
Al Arabiya, dalam pernyataan yang dirilis Senin (22/2), Perdana Menteri Libanon Tammam Salam menegaskan bahwa Beirut berpihak kepada negara Arab.
Salam mengatakan penting untuk memperbaiki hubungan dengan Libanon dan “saudaranya” serta “menyingkirkan noda” yang muncul ke permukaan belakangan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salam mengepalai kabinet bersatu yang termasuk koalisi dengan Hizbullah dan kelompok Sunni.
Ia juga mengatakan bahwa Libanon akan tetap mempertahankan kebijakan “pemisahan diri” terkait konflik di kawasan itu.
Sebelumnya, Saudi mengonfirmasi pembatalan pemberian paket bantuan sebesar US$3 miliar bagi militer Libanon untuk pembelian persenjataan dari Perancis, juga sisa bantuan sebesar US$1 miliar yang seharusnya diberikan bagi badan keamanan dalam negeri Libanon.
(stu)