Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil DNA dari pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 29 orang di Ankara pekan lalu menunjukkan bahwa pelaku merupakan warga Turki, bukan Suriah seperti yang awalnya dinyatakan pemerintah.
Sebuah mobil diledakkan di samping bus militer saat sedang menunggu lampu lalu lintas dekat dengan markas militer, gadung parlemen dan pemerintah Turki pada 17 Februari lalu.
Sehari setelahnya, Perdana Menteri Turki, Ahmed Davutoglu, menyalahkan milisi Kurdi Suriah, YPG, bekerja sama dengan militan Kurdi Turki, sebagai otak pengeboman, dan pelaku diidentifikasi sebaga Salih Necar, kelahiran 1992, berasal dari Hasakah, Suriah utara.
Namun hasil DNA pada Selasa (23/2) menyatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh Abdulbaki Somer, lahir di Kota Van di timur Turki, menurut pejabat keamanan dan kantor berita pemerintah, Anadolu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama itu cocok dengan yang diberikan oleh Elang Kebebasan Kurdistan (TAK), sebuah kelompok militan Kurdi, ketika mengklaim bertanggung jawab atas serangan lewat situs mereka pada Jumat lalu.
“Hasil DNA sudah dipublikasikan. Kami sudah melihat bahwa itu bukan Necar,” ujar seorang pejabat keamanan yang tak mau disebutkan namanya terkait hasil keseluruhan investigasi yang belum dipublikasikan.
“DNA pelaku bom sesuai dengan ayah Abdulbaki. Sepertinya pelaku bom adalah Abdulbaki Somer, itu hasil laporan [DNA],” ujar sumber tersebut.
Sayap politik YPG, yang mendapat dukungan serangan udara dari Amerika Serikat di utara Suriah dalam memerangi ISIS, telah menyatakan bahwa Turki berupaya menyalahkan mereka sebagai pembenaran atas serangan militer Turki terhadap posisi milisi Kurdi di Suriah.
Ankara melihat YPG berhubungan erat dengan PKK, kelompok Kurdi di Turki yang telah melancarkan pemberontakan selama tiga dekade di tenggara Turki.
Militer Turki menggempur posisi YPG di utara Suriah serta kamp PKK di Irak Utara selama beberapa hari usai serangan bom Ankara.
Sebelumnya pada Selasa, Davutoglu mengatakan bahwa klaim TAK atas bom adalah taktik pengalihan, dan bahwa semua kelompok militan merupakan bagian dari “struktur teroris” yang sama.
“Sebagai hasil kerja cepat dari unit keamanan kami, jelas dipahami bahwa serangan ini direncanakan dan dilakukan melalui kerja sama antara YPG dan PKK,” ujar Davutoglu di depan parlemen.
“Claim tangoing jawab dari TAK, cabang PKK, berujuan untuk mengalihkan perhatian dari YPG. Entah itu KCK, YPG, PKK, TAK atau PJAK, mereka adalah bagian dari struktur teroris yang sama,” lanjutnya, merujuk pada kelompok-kelompok Kurdi di Turki, Iran, dan Suriah.
(stu)