Jakarta, CNN Indonesia -- Militan ISIS memenggal 11 pasukan keamanan di Kota Sabratha, Libya, serta membunuh enam orang lain dalam bentrok semalam sebelumnya.
Otoritas lokal pada Rabu (24/2) menyatakan bahwa pertempuran di Sabratha dimulai ketika brigade lokal—yang tadinya bagian dari kelompok pemberontak yang ikut menggulingkan Muammar Gaddafi pada 2011—menyerang persembunyian militan ISIS yang terletak sekitar 15 km dari pusat kota.
Di Libya, militan ISIS mengambil keuntungan dari kekacauan politik dan ketidakhadiran pasukan keamanan dari pemerintah. ISIS kini sudah mengontrol kota pelabuhan Sirte, dan terus menyerang kota-kota lain.
Wali Kota Sabratha, Hussein al-Thwadi, mengatakan bahwa enam anggota brigade lokal tewas dalam bentrok pada Selasa malam dan 11 lainnya dipenggal ketika militan ISIS masuk ke gedung direktorat keamanan tengah malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Rabu malam, pihak keamanan pemerintah Libya di Tripoli mengatakan bahwa mereka menangkap tiga pemimpin senior Libya di pinggiran Tripoli, termasuk komandan ISIS wilayah Sabratha, Mohammes Saad Altajouri.
Di Kota Zintan, otoritas mengatakan bahwa mereka setuju untuk merawat lima anggota brigade dari Sabratha. Ini merupakan sinyal bahwa Zintan dan Sabratha mau bekerja sama untuk memerangi ISIS.
Dua kota itu berada di pihak bertentangan selama konflik pasca kematian Gaddafi. Zintan bersekutu dengan pemerintah yang diakui internasional yang kini memerintah dari timur Libya, sedang Sabratha mendukung pihak pemerintah yang kini memerintah di Tripoli.
Pada Jumat pekan lalu, serangan udara AS menyerang kamp pelatihan ISIS di pinggiran Sabratha, menewaskan hampir 50 orang. Ini merupakan serangan udara AS kedua dalam dua bulan terakhir dalam memerangi ISIS.
(stu)