Jakarta, CNN Indonesia -- Para orang tua siswa di Sekolah Dasar Sambodi, Sri Lanka, meminta anak mereka pulang karena beredar rumor bahwa seorang murid baru berusia enam tahun mengidap HIV. Belakangan diketahui rumor tersebut tidak benar.
Pada hari pertama anak itu masuk sekolah, para orang tua berkumpul di depan sekolah, melontarkan protes terhadap penerimaan bocah tersebut.
"Orang tua tidak mau anaknya di sekolah yang sama dengan anak berusia enam tahun ini," ujar direktur edukasi daerah, Saman Wijesekera, kepada
AFP, Senin (29/2).
Sri Lanka sendiri sudah memiliki program kesadaran mengenai HIV/AIDS yang kini sudah menyerang 2.073 warganya. Namun, pemahaman mengenai penyakit ini dan bagaimana penyebarannya masih sangat rendah sehingga sering terjadi stigma dan diskriminasi terhadap pengidapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak terkecuali dengan anak berusia enam tahun ini. Menurut ibunya, keluarganya sudah satu tahun mencari sekolah yang mau menerima anaknya.
Ia bercerita, beberapa sekolah menolak anaknya karena rumor yang merebak mengatakan bahwa suaminya meninggal karena AIDS. Sang ibu pun menegaskan bahwa suaminya meninggal karena tuberkolosis dan gagal ginjal, bukan AIDS.
Kepala Sekolah Sambodi sendiri akhirnya menerima anak itu pada pekan lalu setelah ada intervensi dari pihak otoritas.
"Setelah saya protes ke badan perlindungan anak, mereka mengintervensi dan memasukkannya ke sekolah," tutur ibu tersebut.
Pejabat dinas pendidikan setempat, Saman Wijasekera mengatakan bahwa para orang tua siswa Sambodi dan ahli hukum akan mengadakan rapat pada Rabu (3/2) untuk membicarakan masalah penerimaan anak yang dirumorkan terkena AIDS tersebut.
Ibu anak yang dituduh terkena HIV itu juga mengalami kesulitan mendapat pekerjaan di desa tempatnya tinggal setelah rumor itu merebak.
Ia mengaku sudah mengajukan kasus ini ke Mahkamah Agung dan menuntut kompensasi untuk trauma terhadap anaknya dan dirinya sendiri.
(stu/stu)