Anwar Ibrahim Dukung Mahathir Mohamad Desak PM Malaysia Turun

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Jumat, 04 Mar 2016 15:16 WIB
Mendekam di penjara, Anwar Ibrahim merilis pernyataan yang menawarkan dukungan kepada rival politiknya, Mahathir Mohamad untuk menggulingkan PM Najib Razak.
Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim merilis pernyataan yang menawarkan dukungan kepada rival politiknya, Mahathir Mohamad untuk menggulingkan PM Najib Razak. (Reuters/Olivia Harris)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim yang kini tengah mendekam di penjara atas kasus sodomi secara mengejutkan menawarkan dukungan kepada rival politiknya, mantan perdana menteri Mahathir Mohamad, dalam upaya untuk menggulingkan Perdana Menteri Najib Razak.

Dukungan dari Anwar ini menandai adanya pergeseran dalam lansekap politik Malaysia. Pasalnya, Anwar dan Mahathir merupakan rival selama bertahun-tahun, usai Mahathir memecat Anwar dari jabatan wakil perdana menteri pada 1998. Tuduhan sodomi yang dijatuhkan atas Anwar pun diduga bermotif politik.

Anwar kembali mendekam dalam penjara untuk kedua kalinya tahun lalu, lagi-lagi atas kasus sodomi. Anwar menuduh bahwa kasus ini diciptakan oleh pemerintah Najib yang khawatir atas pengaruh Anwar sebagai pemimpin kelompok oposisi.
Dalam pernyataan yang dirilisnya dari penjara pada Kamis (4/3) Anwar menyatakan dia akan "mendukung posisi" orang-orang di masyarakat sipil, partai politik maupun individu, termasuk Mahathir, yang mendesak Najib untuk turun dari tampuk pemerintahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mendukung posisi teman-teman di masyarakat sipil, partai politik dan individu termasuk Tun Dr Mahathir, Tan Sri Muhyiddin Yassin dan lainnya untuk membangun kekuatan dan pemahaman yang sama bersama-sama dengan pemimpin oposisi baru-baru ini," kata Anwar, dikutip dari The Malaysian Insider.

"Pemahaman ini akan berfokus pada tuntutan kepada Datuk Seri Najib untuk mundur sebagai perdana menteri karena dia dengan jelas gagal memimpin negeri ini," kata Anwar dalam pernyataan yang dirilis oleh Partai Keadilan Rakyat (PKR).

"Dia (Najib) terus terlibat dalam tindakan politik yang egois, mendatangkan malapetaka kepada sejumlah lembaga pemerintahan, dan membebani Rakyat dengan krisis ekonomi yang berkelanjutan," kata Anwar melanjutkan.
Menurut Anwar, perubahan dalam politik Malaysia harus melibatkan reformasi di sejumlah lembaga utama pemerintahan, yang menurutnya "telah rusak parah di bawah pemerintahan Datuk Seri Najib."

"Sementara ini, dalam mewakili suara dan hati nurani rakyat, kami telah berjanji untuk berjuang mengembalikan hak-hak rakyat dalam sebuah negara merdeka dan berdaulat. Sejalan dengan komitmen ini, hak-hak rakyat harus dikembalikan melalui pemilihan umum yang bebas dan adil serta peradilan yang independen dan media yang bebas," tutur Anwar.

Anwar juga menyerukan reformasi ekonomi dengan fokus baru pada pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kekayaan. Anwar juga menyinggung kasus korupsi lembaga investasi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang melibatkan Najib.

"Skandal 1MDB yang melibatkan Perdana Menteri adalah skandal paling parah dalam sejarah kami dan telah sangat merusak citra bangsa kami. Ini hanya dapat terjadi bila kekuasaan berpusat pada satu individu seperti perdana menteri, serta kegagalan lembaga keuangan, peradilan dan penegakan hukum untuk melakukan tugas-tugas mereka secara mandiri tanpa rasa takut ataupun dukungan," ujar Anwar.
Muhyiddin Yassin merupakan wakil kepala partai berkuasa Organisasi Melayu Nasional Bersatu (UMNO) yang dipecat karena kerap mengkritik Najib. Sementara Mahathir, tokoh senior Malaysia, telah keluar dari UMNO pada awal pekan ini. Keduanya mendesak Najib untuk lengser dari kursi perdana menteri.

Najib menghadapi tekanan berkelanjutan untuk mengundurkan diri sejak pertengahan tahun lalu karena dituduh terlibat dalam skandal keuangan 1MDB. Media Amerika Serikat, Wall Street Journal melaporkan adanya aliran dana sebesar hampir US$700 juta (Rp9,2 triliun) ke rekening pribadi Najib. Laporan terbaru menyebutkan aliran dana yang lebih besar, yakni lebih dari US$1 miliar (Rp13,2 triliun).

Najib membantah bahwa dia menggunakan dana itu untuk kepentingan pribadi. Komisi Anti-Korupsi Malaysia dan Jaksa Agung Malaysia juga telah menyatakan Najib bersih dari tuduhan korupsi.

Sejak Anwar mendekam di balik jeruji besi, Mahathir menjadi kritikus yang paling keras terhadap Najib. Meski menyatakan tak akan mendirikan partai sendiri maupun bergabung dengan partai lain, The Malaysian Insider melaporkan Mahathir telah bertemu dan berdiskusi dengan sejumlah pemimpin oposisi sejak keluar dari UMNO. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER