Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad memimpin aliansi multi-partai untuk menyerukan Perdana Menteri Najib Razak mundur dari jabatannya menyusul dugaan keterlibatan Najib dalam kasus korupsi lembaga investasi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Juru bicara Mahathir Mohamad, Sufi Yusoff menyatakan aliansi multi-partai yang dipimpin Mahathir menggelar konferensi pers pada Jumat (4/3) di Kuala Lumpur untuk membacakan deklarasi menentang pemerintahan Najib.
Sufi menyatakan bahwa konferensi pers multi-partai itu didukung dan dihadiri oleh puluhan politisi, baik dari partai oposisi maupun partai berkuasa yang memberontak, anggota parlemen, aktivis anti-pemerintah serta perwakilan lembaga swadaya masyarakat.
"Kami, warga Malaysia yang bertandatangan di bawah ini, ingin menyatakan kebimbangan kami terhadap keadaan politik, ekonomi dan sosial dalam negara. Kami ingin menarik perhatian rakyat Malaysia terhadap kerusakan yang telah dilakukan kepada negara di bawah pemerintahan Perdana Menteri Datuk Sri Najib Tun Razak," bunyi deklarasi menentang pemerintahan Najib yang diterima
CNN Indonesia.com pada Jumat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sufi mengungkapkan bahwa acara ini juga dihadiri oleh Muhyiddin Yassin, mantan wakil kepala partai berkuasa Organisasi Melayu Nasional Bersatu (UMNO) yang dipecat karena kerap meluncurkan kritik atas pemerintahan Najib.
"Ini bukan tentang bergabung dengan oposisi atau kelompok manapun. Ini tentang warga yang bergabung bersama untuk menunjukkan dukungan," kata Mahathir, sembari membaca deklarasi yang ditandatangani oleh 58 tokoh pemuka masyarakat, dikutip dari
Reuters.
Selain mengecam pemerintahan Najib, deklarasi ini juga menyerukan pemecatan para pejabat yang menutupi kesalahan Najib, pencabutan undang-undang yang melanggar hak-hak dasar, dan pemulihan sejumlah institusi pemerintah, yang menurut mereka, telah rusak seperti Kepolisian Malaysia dan Komisi Anti-korupsi Malaysia.
Mahathir, 91, merupakan mantan perdana menteri yang paling lama memimpin Malaysia. Beberapa bulan belakangan, Mahathir vokal meluncurkan kritik terhadap Najib, utamanya lewat tulisan dalam blognya,
chedet.cc.
Menjelang digelarnya konferensi pers, Mahathir mendapat dukungan dari pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, yang menjadi rivalnya selama bertahun-tahun. Mahathir memecat Anwar yang kala itu menjabat sebagai wakil perdana menteri. Anwar kemudian terseret kasus sodomi dan sempat dipenjara selama beberapa tahun.
Terkait dukungan Anwar ini, Sufi menyatakan Mahathir menyambut siapapun yang mendukung gerakan untuk melengserkan Najib. "Bagi dia, siapa saja berhak menyokong karena ini adalah gerakan rakyat, bukan [gerakan dari] partai politik atau kelompok tertentu. Semua yang hadir hari ini memperjuangkan hak-hak rakyat," ujar Sufi ketika dihubungi pada Jumat.
Tahun lalu, Anwar kembali mendekam dalam penjara karena dinyatakan bersalah atas kasus sodomi. Anwar dan kelompok oposisi meyakini kasus ini bermuatan politik dan diciptakan oleh pemerintahan Najib yang khawatir atas pengaruh Anwar dalam perpolitikan Malaysia.
Pekan ini, Mahathir mengundurkan diri dari UMNO karena menilai partai itu penuh praktik korupsi dan hanya membela Najib.
Najib menghadapi tekanan berkelanjutan untuk mengundurkan diri sejak pertengahan tahun lalu karena dituduh terlibat dalam skandal keuangan 1MDB. Media Amerika Serikat, Wall Street Journal melaporkan adanya aliran dana sebesar hampir US$700 juta (Rp9,2 triliun) ke rekening pribadi Najib.
Laporan terbaru menyebutkan aliran dana yang lebih besar, yakni lebih dari US$1 miliar (Rp13,2 triliun).
Najib membantah bahwa dia menggunakan dana itu untuk kepentingan pribadi. Komisi Anti-Korupsi Malaysia dan Jaksa Agung Malaysia juga telah menyatakan Najib bersih dari tuduhan korupsi.
Sejak Anwar mendekam di balik jeruji besi, Mahathir menjadi kritikus yang paling keras terhadap Najib. Meski menyatakan tak akan mendirikan partai sendiri maupun bergabung dengan partai lain,
The Malaysian Insider melaporkan Mahathir telah bertemu dan berdiskusi dengan sejumlah pemimpin oposisi sejak keluar dari UMNO.
(ama)