Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Sumber Daya Air dan Lingkungan Singapura, Masagos Zulkifli, memperkirakan bahwa negaranya mengalami kerugian hingga US$700 juta atau setara Rp9,2 triliun akibat kabut asap yang merupakan dampak dari kebakaran hutan di Indonesia.
Kebakaran hutan di Indonesia kerap kali terjadi karena berbagai perusahaan membuka lahan kelapa sawit dengan membakar hutan di Sumatera dan Kalimantan.
Zulkifli mengatakan bahwa tahun lalu kebakaran hutan tersebut diperburuk dengan fenomena alam angin panas El-Nino.
Untuk mengatasi masalah yang sudah turut merugikan negaranya ini, Zulkifli mengatakan bahwa harus ada kerja sama dengan Indonesia dan Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam hal ini, kami sudah bertanya kepada mereka untuk secara resmi memberikan kami nama direktur dari perusahaan-perusahaan itu, juga lokasi di mana kebakaran terjadi sehingga perusahaan itu dapat ditindak, terutama jika asapnya sudah mempengaruhi Singapura," ujar Zulkifli seperti dikutip
Channel NewsAsia, Rabu (16/3).
Indonesia sendiri sudah melakukan penyelidikan terhadap kasus-kasus kebakaran hutan ini. Ratusan kasus tercatat sudah naik ke tahap penyidikan.
Pekan lalu, pemerintah Indonesia juga sudah menyatakan situasi gawat darurat untuk mencegah terulangnya kabut asap pada akhir tahun lalu.
Pada Senin (14/3), Kepala Bidang Klimatologi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Mulyono Rahadi Prabowo, memprediksi bahwa udara akan lebih kering di beberapa daerah titik api di bulan ini dan April.
Namun, beberapa pejabat lain mengatakan kepada
Reuters bahwa ada 50 persen kemungkinan angin dingin La Nina berdampak di Indonesia pada kuarter akhir tahun ini sehingga cuaca diperkirakan lebih basah.
Oktober lalu, pemerintah Indonesia menyalahkan BMKG akibat melesetnya prediksi karena tak memperhitungkan adanya fenomena alam El Nino. Bencana ini akhirnya merugikan negara hingga US$16 miliar.
(stu)