Kapal 10 ABK WNI yang Disandera Abu Sayyaf Ditemukan

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Selasa, 05 Apr 2016 13:04 WIB
Kapal Tongkang Anand 12, salah satu kapal Indonesia yang dibajak kelompok militan Abu Sayyaf, berhasil ditemukan di negara bagian Sabah, Malaysia.
Menurut informasi sementara yang diterima Kemlu RI, isi kapal tongkang tersebut dalam kondisi utuh. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kapal Tongkang Anand 12, salah satu kapal Indonesia yang dibajak kelompok militan Abu Sayyaf, berhasil ditemukan di negara bagian Sabah, Malaysia pada Senin (4/4).

Kapal Anand 12 merupakan salah satu kapal yang dibajak Abu Sayyaf pekan lalu di perairan Sulu, selain Brahma 12 yang telah lebih dulu dibebaskan.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan kapal tersebut ditemukan di perairan Lahad Datu, Sabah, dan kini berada di tangan otoritas setempat untuk diuji forensik.
"Kapal telah ditarik ke pelabuhan Lahad Datu, dan saat ini berada di tangan Agensi Pemuat Kuasaan Maritim Malaysia (APKMM) untuk dilakukan uji forensik yang akan memakan waktu sekitar 7 sampai 10 hari," ujar Retno yang ditemui di Kantor Kemlu RI, Jakarta, Selasa (5/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Retno memaparkan, menurut informasi sementara yang diterima Kemlu RI, bahwa isi kapal tongkang tersebut dalam kondisi  utuh.
 
Kemlu sebelumnya menyebutkan bahwa kapal tongkang Anand 12 dan Brahma 12  membawa 7 ribu ton batu bara dan bertolak dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Filipina pada 15 Maret.

Kedua kapal kemudian dibajak Abu Sayyaf di perairan Sulu pada 27 Maret lalu. Kapal Brahma 12 sudah lebih dahulu dilepas dan kini berada di tangan otoritas Filipina. Sementara 10 WNI ABK Anand 12 hingga saat ini masih disandera militan Abu Sayyaf, yang meminta uang tebusan sekitar Rp15 miliar.
Terkait upaya pembebasan sandera, Menlu Retno berkunjung ke Filipina pada Jumat (1/4) hingga Sabtu (2/4) untuk bertemu dengan Presiden Filipina Benigno Aquino, Menlu Filipina Jose Rene D Almendras dan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina. Pertemuan dua hari ini berupaya untuk mengitensifkan komunikasi dan kordinasi antara RI dan Filipina terkait pembebasan sandera.

"Baik dalam pertemuan dengan presiden Filipina maupun pertemuan terpisah oleh Menlu dan Panglima Angkata Bersenjata Filipina, tampak jelas komitmen kuat pemerintah Filipina untuk melakukan yang terbaik dalam upaya pelepasan sandera WNI," ujar Retno.

Hasil pertemuan di Filipina, lanjut Retno, telah disampaikan kepada Presiden RI Joko Widodo yang kemudian ditindak lanjuti dengan rapat koordinasi yang dipimpin oleh Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan.
Selain dengan pemerintah Filipina, Retno memaparkan dalam upaya pembebasan sandera WNI pihaknya telah membuka pembicaraan dengan pemerintah Malaysia sejak 31 Maret lalu, mengingat lokasi perompakan dan penyanderaan berdekatan dengan wilayah Malaysia.

"Pemerintah Malaysia menyatakan kesiapan jika sewaktu-waktu terjadi perubahan situasi yang memerlukan kerja sama Malaysia," tutur Retno.

Komunikasi dengan Malaysia ini, menurut Retno, terbukti efektif dengan ditemukannya kapal tongkang Anand 12. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER