Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Ukraine Petro Poroshenko membantah perusahaannya di luar negeri dibentuk untuk menggelapkan pajak. Pernyataan ini disampaikan setelah nama Poroshenko muncul dalam bocoran dokumen firma hukum Panama.
Kepada wartawan di tengah kunjungannya ke Tokyo, Jepang, Poroshenko mengatakan perusahaan yang dibangunnya di British Virgin Islands, salah satu wilayah "surga pajak", adalah demi memisahkan antara kepentingan bisnis dan politiknya setelah jadi presiden. Dia juga mengaku perusahaan itu dijalankan dengan transparansi penuh.
Poroshenko adalah satu dari banyak pemimpin dunia yang muncul dalam bocoran dokumen firma hukum Panama Mossack Fonseca. Pada awal 2015, sebanyak 11,5 juta dokumen dibocorkan ke media Jerman dan diteliti oleh International Consortium of Investigative Journalists, ICIJ, lalu dipublikasikan Minggu lalu.
Berdasarkan bocoran itu, Poroshenko telah memindahkan bisnis gula-gula miliknya, Roshen, dari Ukraina ke British Virgin Islands pada Agustus 2014 saat puncak pertempuran antara Ukraina dan separatis pro-Rusia terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
British Virgin Islands adalah wilayah surga pajak yang sering digunakan para pengemplang pajak atau pelaku pencucian uang untuk mendirikan perusahaan cangkang. Wilayah ini adalah satu dari banyak negara tujuan Mossack Fonseca mendirikan perusahaan cangkang atau bisnis fiktif.
Pejabat senior di kantor jaksa penuntut Ukraina mengatakan, bocoran dokumen itu tidak menunjukkan adanya kejahatan yang dilakukan oleh Poroshenko.
Namun para anggota dewan, termasuk yang berada di kubu pemerintah, mendesak dibentuknya komisi khusus parlemen untuk menyelidiki tuduhan tersebut. Menurut undang-undang Ukraina, hanya parlemen yang bisa memerintahkan penyelidikan terhadap presiden.
"Ini adalah puncak dari penghinaan saat dia membuka perusahaan di negara lain saat ratusan tentara kita sekarat," kata pemimpin Partai Radikal Ukraina, Oleh Lyashko di akun Facebook-nya.
Lyashko dan banyak politisi oposisi Ukraina mengatakan, penyelidikan ini bisa berakibat pada pemakzulan Poroshenko.
Selain Poroshenko, pemimpin lainnya yang muncul dalam Panama Papers adalah Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson.
Gunnlaugsson adalah korban pertama Panama Papers dengan mengundurkan diri dari posisinya. Sebuah dokumen menunjukkan bahwa istri Gunnlaugsson memiliki perusahaan di luar negeri dan mendapatkan dana besar dari bank Islandia.
Akibat bocoran itu, ribuan rakyat Islandia turun ke jalan menuntut Gunnlaugsson turun.
(stu)