Pelaku Bom Brussels Pernah Kerja di Parlemen Uni Eropa

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 07 Apr 2016 07:02 WIB
Salah satu anggota ISIS yang menjadi pelaku serangan bom bunuh diri di Brussels, Belgia, pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di Parlemen Eropa.
Najim Laachraoui bersama Ibrahim El Bakraoui dan seorang pria berbaju putih dengan topi hitam yang hingga kini masih buron. (CCTV/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu anggota kelompok militan ISIS yang menjadi pelaku serangan bom bunuh diri di Brussels, Belgia, pada 22 Maret diketahui pernah bekerja sebagai petugas kebersihan untuk jangka waktu yang singkat di Parlemen Eropa.

Juru bicara Dewan Uni Eropa, Jaume Duch Guillot mengungkapkan informasi ini pada Kamis (7/4) dalam sebuah pernyataan tanpa menyebutkan nama sang pelaku. Guillot menyatakan bahwa sang pelaku bekerja di Parlemen Eropa enam tahun sebelum dia meledakkan diri dalam salah satu serangan di Brussel.

Pada 2009 dan 2010, "salah satu pelaku serangan teroris Brussels bekerja untuk jangka waktu satu bulan untuk sebuah perusahaan pembersih yang dikontrak oleh Parlemen Eropa pada saat itu," kata Guillot.
Serangan bom bunuh diri terjadi di dua tempat di Brussels pada 22 Maret lalu, yakni di bandara Zaventem dan stasiun metro Maelbeek, yang berdekatan dengan gedung markas Komisi Eropa dan Dewan Uni Eropa. Sebanyak 32 orang tewas dalam dua serangan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pejabat Uni Eropa yang tak dipublikasikan namanya mengungkapkan sang pelaku yang dimaksud adalah Najim Laachraoui, warga negara Belgia berusia 25 tahun.

Jaksa menyatakan Laachraoui meledakkan dirinya sendiri dalam serangan di bandara dan juga diduga pembuat rompi bunuh diri untuk serangan di Paris pada November lalu yang menewaskan 130 orang.

Juru bicara Parlemen Uni Eropa menyatakan pada masa kerjanya yang singkat di parlemen, sang pelaku tidak memiliki catatan kriminal.

Reuters sebelumnya melaporkan bahwa Laachraoui dikenal di lingkungannya sebagai anak baik, pintar dan sama sekali tak menunjukkan bahwa ia telah teradikalisasi sebelum ia berangkat ke Suriah pada 2013 dan memutus kontak dengan keluarganya.
Keluarganya sama sejali tidak melihat perubahan tingkah laku Najim yang merupakan lulusan elektromekanik itu, hingga ia akhirnya menelepon bahwa ia sudah berada di Suriah. Mereka juga tak tahu apa yang menyebabkan ia teradikalisasi.

Pelaku lainnya dalam serangan di Brussels adalah Ibrahim El Bakraoui, 29, yang masuk dalam daftar pengawasan teroris AS sebelum serangan di Paris November tahun lalu. Adiknya, Khalid El Bakraoui, 27, juga ditengarai menjadi pelaku dan masuk daftar itu tidak lama setelahnya.

Penyidik Belgia mengatakan, Ibrahim adalah satu dari dua pengebom bunuh diri di Bandara Zaventem, Selasa lalu. Sementara Khalid melancarkan bom bunuh diri di salah satu gerbong kereta di stasiun Maelbeek.
Keduanya besar di Laeken, permukiman kelas pekerja di utara Brussels, tidak jauh dari istana negara. Ayah mereka adalah pensiunan tukang potong daging, seorang Muslim asal Maroko, sementara ibu mereka adalah ibu rumah tangga.

Di usia 20-an, Ibrahim dan Khalid memiliki catatan kriminal yang panjang.

Selain kakak-beradik ini, seorang pria yang tertangkap tayangan kamera CCTV dengan dua pembom bunuh diri yang menyerang bandara Zaventem, Brussels, Belgia teridentifikasi bernama Faycal Cheffou. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER