Zamboanga, CNN Indonesia -- Sebanyak 18 tentara militer Filipina dan lima militan tewas dalam aksi baku tembak antara militer dan kelompok Abu Sayyaf di Tipo-tipo, Basilan, Filipina, pada Sabtu (9/4), seperti yang dikutip dari juru bicara Komando Mindanao Barat.
Dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari
CNN Philippines, pada Minggu (10/4) pagi, juru bicara Komando Mindanao Barat, Mayor Filemon Tan mengatakan bahwa lebih dari 50 prajurit lainnya terluka akibat baku tembak yang terjadi selama hampir sepuluh jam itu.
Jumlah itu, tuturnya, merupakan yang terbesar yang terjadi dalam sehari yang dialami militer Filipina dalam beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah itu hampir mendekati banyaknya jumlah tentara yang menjadi korban dalam baku tembak di Al Barka, Basilan, yang terjadi pada 2011 silam, di mana 19 tentara tewas.
Tan menuturkan, lima militan yang tewas diduga teroris asing berkebangsaan Maroko, di antaranya Mohammad Khattab dan Ubaida Hapilon, seorang putra dari pemimpin senior kelompok Abu Sayyaf Isnilon Hapilon.
"Tentara Pasukan Gabungan Khusus Basilan mengadakan operasi militer di Provinsi Basilan, menghadapi kurang lebih 120 bandit yang berada di bawah pimpinan Isnilon Hapilon dan Furuji Indama," ujar Tan.
Menurut Tan, para tentara diserang sekitar pukul 08.00 waktu setempat di Sitio Bayoko, Baguindan. Di sana, berlangsung baku tembak yang menegangkan antara militan kelompok Abu Sayyaf dan militer dari Batalyon Infantri 44, Batalyon Tentara Spesial 4, dan 14 pasukan kavaleri.
Ia menjelaskan, baku tembak terjadi pada hari yang sama saat Filipina memperingati Araw ng Kagitingan (Hari Keberanian), hari di mana warga negaranya menghormati orang-orang yang berjasa pada negara saat perang demi perdamaian.
Sekretaris Pertahanan Voltaire Gazmin dan Kepala Angkatan Bersenjata Filipina Hernando Irriberi telah mengunjungi ke markas WesMinCom di Zamboanga City untuk mengecek situasi perkembangan yang terjadi.
(ard)