Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan Israel tidak akan pernah mengembalikan Dataran Tinggi Golan kepada Suriah. Israel mengatakan wilayah itu telah menjadi bagian sejarah mereka dan Suriah yang kini dilanda perang tidak bisa mengurusnya.
Pernyataan ini disampaikan Netanyahu dalam rapat kabinet Israel yang pertama kali diadakan di Golan sejak wilayah itu dicaplok dari Suriah.
"Waktunya bagi komunitas internasional menyadari realitas, terutama dua fakta dasar. Pertama, apapun yang ada di balik perbatasan, perbatasan itu tidak akan berubah. Kedua, setelah 50 tahun, waktunya komunitas internasional mengakui Dataran Tinggi Golan akan berada permanen di bawah kedaulatan Israel," kata Netanyahu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Israel menguasai wilayah itu dari Suriah pada Perang Enam Hari tahun 1967. Suriah gagal merebutnya kembali dalam Perang Yom Kippur pada tahun 1973. Tahun 1981, Israel memperluas wilayah caplokan dan memasukkan Golan ke wilayah hukum mereka.
Komunitas internasional menganggap Golan adalah wilayah pendudukan Israel dan pembangunan permukiman di tempat itu adalah tindakan ilegal.
Suriah ingin mendapatkan kembali wilayah yang telah berada di bawah pengawasan pasukan perdamaian PBB sejak puluhan tahun.
Netanyahu mengatakan keberadaan sinagoga kuno di wilayah berpopulasi 50 ribu orang itu menunjukkan bahwa Golan adalah bagian tidak terpisahkan dari Israel sejak zaman dahulu.
"Selama 19 tahun Golan di bawah pemerintah Suriah, mereka menempatkan bungker, kawat berduri, ranjau dan agresi, mereka mengubahnya untuk perang. Dalam 49 tahun pendudukan Israel, wilayah ini digunakan untuk pertanian, pariwisata, ekonomi dan pembangunan, untuk perdamaian," kata Netanyahu.
Netanyahu mengaku telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry terkait klaimnya itu. Dia mengatakan, Suriah yang saat ini dilanda perang tidak akan kembali lagi seperti yang dulu.
Menurut Netanyahu, Suriah kini telah dikuasai rezim pembunuh dan wilayahnya sudah dikendalikan oleh banyak militan, termasuk ISIS.
Suriah menanggapi komentar Netanyahu dengan kecaman. Pemerintah Bashar al-Assad langsung melayangkan surat ke Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Dewan Keamanan untuk mengutuk komentar itu.
(den)