Kekayaan ISIS Menyusut, Kini Tinggal Rp708 Miliar

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Selasa, 19 Apr 2016 07:46 WIB
Kekayaan kelompok militan ISIS menyusut hingga 30 persen dibanding tahun lalu akibat wilayah kekuasaannya yang berkurang karena serangan dari berbagai pihak.
Ilustrasi ISIS (Dok. Site)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kekayaan kelompok militan ISIS menyusut hingga 30 persen dibanding tahun lalu akibat wilayah kekuasaannya yang berkurang karena serangan dari berbagai pihak.

Menurut lembaga riset dan konsultan keamanan IHS yang dikutip The Independent, Senin (18/4), kekayaan ISIS diperkirakan berkurang dari US$80 juta (Rp1,04 triliun) menjadi sekitar US$54 juta (Rp708 miliar) antara Maret 2015 dan Maret 2016.

Penurunan jumlah kekayaan ISIS terjadi di tengah serangan dari banyak pihak, termasuk pasukan Suriah dan Irak, militan Kurdi Irak Peshmerga, pasukan Kurdi Suriah YPG, dan serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu target serangan adalah sumber pemasukan ISIS, yaitu minyak di beberapa wilayah yang mereka kuasai. Serangan udara koalisi telah menghancurkan infrastruktur minyak ISIS, membuat produksi menurun menjadi 21 ribu barel per hari dari sebelumnya tahun lalu mencapai 33 ribu barel.

Pemerintah Inggris memperkirakan 40 persen pemasukan ISIS berasal dari ekspor minyak. Angka ini tidak jauh berbeda dari perkiraan IHS, yaitu 43 persen.

Menurut IHS, penyerangan terhadap infrastruktur ISIS, ditambah dengan penurunan harga minyak, akan membuat kelompok pimpinan Abu Bakar Baghdadi ini meningkatkan harga komoditas di wilayah yang mereka kuasai.

Namun belum ada pertanda ISIS mulai menjual hartanya dengan cepat di pasar gelap Suriah dan Irak. Menurut IHS saat ISIS 50 persen pemasukan ISIS berasal dari pajak dan penyitaan. Jumlah penduduk di wilayah ISIS juga mulai berkurang.

"Populasinya telah menurun dari sembilan juta menjadi sekitar enam juta. Semakin sedikit orang dan bisnis untuk dibebankan pajak, hal yang sama terjadi untuk properti dan lahan yang bisa disita," kata Columb Strack, pengamat senior IHS. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER