Serangan AS Hancurkan Tumpukan Uang ISIS Senilai Rp6 Triliun

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Jumat, 22 Apr 2016 15:58 WIB
Serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat menghancurkan tumpukan uang ISIS hingga senilai US$500 juta atau lebih dari Rp6 triliun.
Serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat telah menghancurkan tumpukan uang ISIS hingga senilai US$500 juta atau lebih dari Rp6 triliun. (Reuters/DarrenStaples/Files)
Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat menghancurkan tumpukan uang ISIS hingga senilai US$500 juta atau lebih dari Rp6 triliun. Selain itu, akibat serangan udara AS pemasukan ISIS di sektor minyak juga berkurang hingga 50 persen.

Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat pertahanan senior AS yang dikutip USA Today, Kamis (21/4). Pejabat yang tidak ingin disebut namanya itu mengatakan kini ISIS mulai menjatah bahan bakar di beberapa wilayah kekuasaan mereka dan memotong gaji para tentara dan pegawai pemerintah hingga setengahnya.

Jet tempur koalisi AS dilaporkan telah menghancurkan gudang dan distribusi uang ISIS sebanyak 15 kali dalam beberapa bulan terakhir. Badan intelijen memperkirakan uang tunai dalam bentuk dolar Amerika antara US$20 juta hingga US$1,3 miliar telah dihancurkan. Namun sumber USA Today mengatakan, uang ISIS yang diduga hancur sekitar US$500 juta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koalisi AS juga mengincar infrastruktur minyak ISIS sehingga mengurangi produksi hingga 30 persen dan pemasukan di sektor ini berkurang hingga 50 persen. Dibantu dengan pasukan darat Irak dan Suriah, menurut sumber, ISIS telah kehilangan 40 persen wilayah kekuasaan mereka.

Selain itu, ISIS kini tengah berjuang menambah jumlah tentara setelah antara 1.500 hingga 2.000 anggota mereka tewas terbunuh dalam sebulan. Menurut sumber, tentara asing yang baru masuk Suriah dan Irak hanya mampu memenuhi 25 persen dari kebutuhan personel ISIS.

Karena kekurangan tentara, ISIS kini mulai memaksa anggota mereka yang masih muda dan kurang pengalaman untuk terjun ke medan perang. Para pegawai pemerintah juga kini diperintakan angkat senjata.

Kendati ISIS mulai melemah, namun kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi ini masih menjadi ancaman keamanan global terbesar, terutama karena mereka mengincar serangan di Eropa dan beberapa negara Barat.

Selain itu, ISIS masih menguasai Raqqa di Suriah dan sebagian Mosul di Irak. ISIS juga memiliki tentara yang sangat loyal, yang siap bertempur mati-matian tanpa dibayar, seperti disampaikan oleh sumber USA Today.

Hal ini dibenarkan oleh pengamat terorisme. "ISIS memang melemah, tapi tidak berarti kehancuran mereka di depan mata," kata Stephen Biddle, profesor di George Washington University dan pengamat di Council on Foreign Relations. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER