Rusia Teken Kontrak Rp12,5 T untuk Bangun Suriah yang Hancur

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Rabu, 27 Apr 2016 19:17 WIB
Pemerintah Rusia mendandatangani kontrak senilai US$950 juta atau setara Rp12,5 triliun untuk membangun kembali kota-kota Suriah yang hancur akibat perang.
Ilustrasi daerah di Suriah yang hancur akibat perang. (Reuters/Alaa Al-Faqir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Rusia mendandatangani kontrak senilai US$950 juta atau setara Rp12,5 triliun untuk membangun kembali daerah di Suriah yang hancur akibat perang.

"Pihak Rusia sudah merespons ide untuk membangun kembali infrastruktur [Suriah]. Untuk itu, banyak kesepakatan sudah ditandatangani, termasuk perjanjian senilai US$675 juta dan US$280," ujar Perdana Menteri Suriah, Wael Nader al-Halqi, seperti dikutip RT.

Al-Halqi kemudian menjabarkan bahwa infrastruktur Suriah memang perlu dibenahi, terutama karena lebih dari 60 persen pembangkit listrik mati dan membutuhkan tenaga untuk menyalakannya kembali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di samping semua yang sudah dilakukan Suriah, kami tetap harus mengurus infrastruktur. Namun, produksi listrik tergantung pada bahan bakar dan sektor minyak sudah terkena imbas terorisme ketimbang sektor listrik," ucap Al-Halqi.

Sebelumnya, Suriah sudah menawarkan Rusia untuk berpartisipasi dalam upaya eksplorasi dan pembangunan lahan minyak serta gas.

Damaskus juga siap unuk mendiskusikan pembayaran dalam mata uang nasional dengan Rusia. Kini, Suriah masih menegosiasikan zona perdagangan bebas dengan Rusia, Belarusia, dan Kazakhstan. Jika perjanjian disepakati dan perdagangan mencapai tingkat tertentu, Damaskus akan mulai membayar dengan mata uang lokal.

Al-Halqi juga menyebutkan bahwa Suriah dan Rusia juga ingin membuka sebuah bank untuk memfasilitasi transfer antar-negara. Bank itu akan dikontrol 50-50 dengan kedua bank pusat negara masing-masing.

Dalam urusan perdagangan, Suriah tertarik untuk mempromosikan barang-barang Rusia di Timur Tengah. "Suriah memiliki keuntungan geografis, membuat kami dapat menjadi pusat pembangunan komersial dan industri bagi perusahaan-perusahaan Rusia di pasar Timur Tengah," kata Al-Halqi.

Berbicara mengenai ekspor Suriah ke Rusia, Al-Halqi mengatakan bahwa pada kuarter pertama 2016, Suriah menjual lebih banyak barang ke Moskow ketimbang periode 2015. (ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER