Rusia Tolak Tuduhan Serang Rumah Sakit di Suriah

Megiza | CNN Indonesia
Jumat, 29 Apr 2016 01:50 WIB
Departemen Luar Negeri AS menyebut, ada indikasi pengeboman rumah sakit di Aleppo dilakukan semata-mata oleh pemerintah Suriah sendiri.
Seorang wanita berjalan melintasi reruntuhan bangunan Rumah Sakit Al Quds, di Aleppo, Suriah, Kamis (28/4). (REUTERS/Abdalrhman Ismail)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rusia menolak tuduhan bahwa pihaknya bertanggung jawab atas serangan udara yang menghancurkan sebuah rumah sakit di kota Aleppo, Suriah. Kementerian Pertahanan Rusia menyebut negaranya tidak melakukan serangan udara apapun beberapa hari belakangan ini.

Kelompok pemantau Hak Azasi Manusia Suriah mengatakan, dalam serangan udara ke Rumah Sakit Al Quds yang terjadi pada Kamis (28/4) siang waktu setempat, tercatat ada 27 korban tewas.

Rusia pun menuding serangan dilakukan oleh negara lain. "Menurut informasi yang kami terima, pada Rabu sore 27 April, untuk pertama kalinya terlihat sebuah pesawat melintas di atas Aleppo. Pesawat itu milik salah satu negara yang bergabung dalam koalisi anti ISIS," ujar Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan resminya, seperti dilansir Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tempat lain, utusan PBB di Suriah, Staffan de Mistura, kepada televisi Al Arabiya al Hadath kemarin, mengatakan tidak percaya jika serangan di Aleppo merupakan sebuah ketidaksengajaan.

Meski begitu, De Mistura enggan merinci atau mengomentari lebih lanjut mengenai kemungkinan siapa dalang dari serangan ini.

Dari Washington, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest telah mengeluarkan tanggapannya. Amerika menyatakan mengutuk pelaku serangan udara di Aleppo. Mereka mengaku terkejut ketika mendengar informasi adanya sebuah rumah sakit yang diserang dari pesawat.

"Kami sangat mengutuk gelombang serangan udara dan penembakan yang menewaskan lebih dari 60 masyarakat Aleppo dalam 24 jam terakhir ini," kata Earnest.

Di tempat yang sama, Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika, John Kirby, juga menyerukan permintaannya kepada Rusia agar menggunakan pengaruhnya untuk menekan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, agar menghentikan serangan.

"Sekali lagi, kami meminta rezim di Suriah saat ini berhenti melakukan serangan-serangan yang tidak masuk akal," kata Kirby.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan, ada indikasi bahwa pengeboman rumah sakit itu dilakukan semata-mata oleh pemerintah Suriah.

Hingga saat ini, tercatat lebih dari 200 orang telah tewas dikarenakan serangan udara selama enam hari dan pemboman oleh para pemberontak di Aleppo.

Kepala Pasukan Kemanusiaan PBB, Jan Egeland menilai apa yang terjadi di Aleppo selama 48 jam terakhir merupakan sebuah bencana yang sangat menghancurkan.

"Saya tidak dapat mengungkapkan betapa tingginya pertaruhan masyarakat di Aleppo selama beberapa jam atau beberapa hari ke depan," ujarnya.

(meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER