Jakarta, CNN Indonesia -- Khurram Zaki, aktivis hak asasi manusia yang vokal menyuarakan penentangan terhadap ekstremisme Islam di Pakistan tewas ditembak di sebuah restoran di daerah Karachi.
Menurut rekan sesama aktivis dan pengacara, Jibran Nasir, insiden penembakan itu terjadi pada Sabtu (7/5) malam.
Hakimullah, faksi kelompok Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Zaki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Empat teman kami yang mengendarai dua sepeda motor di Karachi berhasil menargetkan Khurram Zaki," kata juru bicara kelompok Qari Saifulla.
Zaki, 40, adalah seorang editor di "Let Us Build Pakistan", sebuah blog yang bertujuan untuk mendukung terciptanya "Pakistan yang progresif, inklusif dan demokratik." Dia dikenal karena sering mengutuk militan radikal seperti Taliban Pakistan.
"Kematiannya merupakan pengingat bahwa siapapun yang melawan Taliban di Pakistan tidak dapat menghindar," dalam pernyataan kelompok ini pada Minggu (8/5). "Dan ketika mereka harus membunuh, mereka tidak pernah gagal."
Salah satu serangan yang paling menonjol setelah Taliban Pakistan membunuh 145 orang, termasuk 132 anak-anak dalam pembantain yang dilakukan di sekolah Peshawar pada 2014.
Zaki menentang ulama radikal Maulana Abdul Aziz, yang menolak mengutuk serangan itu. Aktivis ini memimpin kampanye publik melawan imam kontroversial yang dihormati Osama Bin Laden.
"Khurram Zaki sangat berprinsip dan berani," bunyi pernyataan dalam blog Zaki setelah kematiannya.
Blogger ini mungkin telah mengetahui pembunuhannya sendiri. Zaki mengatakan kepada Nasir dia mengatakan mendapat ancaman karena aktivitasnya dari sumber yang tidak diketahui.
Seorang pejabat parlemen Nafisa Shah turut berduka atas kematian Zaki. Dalam Twitternya, Shah menuliskan "Terkejut dan sedih untuk belajar bahwa seorang aktivis yang berani #KhurramZaki telah tewas dalam serangan yang mengargetkan di #Karachi. Berita yang mengerikan."
(ama)