Jakarta, CNN Indonesia -- April lalu, publik dikejutkan oleh aksi membelot masal sekelompok warga Korea Utara ke Korea Selatan. Pembelotan kelompok yang terdiri dari 12 wanita pekerja restoran Korut di China dan 1 pria yang merupakan manajer mereka itu dikecam keras oleh Korut, sementara para keluarga mereka mempersalahkan Korsel atas pembelotan ini.
Dikutip dari
CNN, aksi pembelotan massal merupakan tamparan keras yang memalukan bagi Korut. Sementara bagi Korsel, aksi ini layak disebutkan dalam propaganda anti-Korut.
Palang Merah Korea Utara menuduh pembelotan itu tak lain adalah aksi "penculikan massal" yang dilakukan Korsel terhadap warganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari terakhir kunjungan wartawan
CNN ke Pyongyang untuk meliput Kongres Partai Pekerja (WPK) belakangan ini,
CNN berkesempatan untuk bertemu dengan keluarga dari tiga pekerja Korut yang membelot. Namun, pertemuan ini, menurut
CNN, terlihat sekali dirancang oleh otoritas Korut.
Dari pertemuan itu,
CNN mendapatkan informasi bahwa pemerintah Korea Utara menyatakan kepada keluarga korban bahwa anak perempuan mereka yang membelot disekap di dalam sebuah sel yang terisolasi dari dunia luar.
Otoritas Korut juga memberi tahu keluarga para pembelot bahwa mereka melakukan aksi mogok makan di Seoul, untuk penuntut pemerintah Korsel memulangkan mereka ke Korut. Pyongyang tidak mengungkapkan dari mana mereka mendapatkan informasi itu.
Namun, kabar ini segera dibantah oleh Kementerian Unifikasi Korea Selatan. Kepada
CNN, kementerian ini menyatakan bahwa tuduhan penyekapan dan mogok makan itu "sama sekali tidak benar."
Kementerian ini menyatakan bahwa para perempuan yang membelot akan tinggal dalam pengawasan pemerintah Korsel selama beberapa bulan sambil menyesuaikan diri dengan kehidupan di Korsel.
Namun, Ri Bun, saudara dari seorang gadis yang membelot, menangis tersedu sembari menyatakan keyakinannya bahwa adiknya hidup menderita di Korsel.
"Bahkan sekarang adikku menderita hidup di Korea Selatan yang terkutuk, kelaparan dan tak sadarkan diri. Ketika saya memikirkan itu, saya tak bisa tidur dan ketakutan. Korea Selatan penjahat, saya ingin menghancurkan mereka!" katanya kepada
CNN.
Para keluarga dari kelompok yang membelot ini tidak habis pikir mengapa saudara yang mereka kenal secara baik dapat membelot ke Korsel yang mereka benci. Mereka yakin kelompok itu ditipu Korsel dan tidak membelot secara suka rela.
"Saya mengutuk pasukan Korea Selatan yang memikat dan menculik putri kami," kata Ri Gun Suk, ibu dari pekerja restoran termuda yang membeloy.
"Bahwa putri kami, yang begitu baik dan begitu menghormati ayahnya, membelot, aku tidak pernah bisa percaya omong kosong seperti itu," katanya.
Palang Merah Korea Utara menuntut keluarga para pembelot diizinkan untuk bertemu dengan para pembelot di zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea. Korsel tidak mengabulkan tuntutan ini.
Kabar tentang pembelotan ini tersiar di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, menyusul uji coba bom nuklir Korut pada awal Januari lalu dan uji coba roket Korut pembawa satelit pada awal Februari.
Kedua Korea secara teknis hingga kini masih berperang karena Perang Korea terhenti dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Sejak Perang Korea, yang terjadi pada 1950-1953, sebanyak 29 ribu warga melarikan diri dari Korut dan membelot ke Korsel. Tahun lalu saja, tercatat 1.276 orang membelot ke Korsel.
(ama)