Jakarta, CNN Indonesia -- Yunani turut mengerahkan petugas untuk bergabung dalam operasi pencarian dan penyelamatan pesawat EgyptAir dengan nomor penerbangan MS804 yang hilang dalam penerbangan dari Paris menuju Kairo.
Dilaporkan
Reuters, pesawat itu diduga keluar dari wilayah udara Yunani pada pukul 3.27 pagi waktu setempat dan memasuki wilayah udara Mesir. Dua menit kemudian, pesawat itu hilang dari radar Yunani.
Para pejabat kementerian pertahanan Yunani menyatakan bahwa dua pesawat, terdiri dari dua pesawat Hercules C-130 dan satu pesawat peringatan dini turut bergabung dalam operasi pencarian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian pertahanan Yunani memaparkan sebuah kapal fregat juga tengah menuju ke area pencarian. Sejumlah helikopter juga disiapkan di pulau Karpathos di wilayah selatan, bersiaga untuk membantu pencarian.
Petugas pengendali lalu lintas udara Yunani mengaku sempat berbicara dengan pilot pesawat ketika melintas di atas pulau Kea. Pembicaraan itu diduga sebagai pembicaraan terakhir dari pesawat itu.
"Pilot tidak menyebutkan ada masalah," kata Kostas Litzerakis, kepala departemen penerbangan sipil Yunani kepada Reuters.
Upaya pencarian dan penyelamatan kini tengah difokuskan ke wilayah Mediterania, sekitar 280 km sebelah utara perairan Mesir, menyusul dugaan pesawat jatuh di perairan tersebut.
Sementara itu, pemerintah Perancis menggelar pertemuan darurat untuk membahas hilangnya pesawat. Presiden Perancis, François Hollande mengaku sudah berbicara dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, dan kedua negara akan bekerja sama untuk mencari pesawat.
Perdana Menteri Perancis Manuel Valls menyatakan, "Tidak ada teori yang dapat dikesampingkan" terkait penyebab hilangnya pesawat ini.
Pesawat MS804 itu berangkat dari bandara Paris Charles de Gaulle pada 23.09 Rabu malam, membawa 66 penumpang dan awak. Pesawat hilang dari radar menara pengawas 15 menit sebelum mendarat di Kairo.
Pesawat itu tengah berada di ketinggian 37.000 kaki saat hilang.
Menurut ahli meteorologi
CNN Michael Guy, kondisi cuaca saat itu sangat tenang ketika pesawat melintasi Mediterania.
Maskapai Egyptair sebelumnya mengalami insiden pembajakan yang memantik perhatian internasional pada Maret lalu. Pesawatnya dengan nomor penerbangan MS181 dibajak dan diarahkan untuk mendarat di Larnaca, Cyprus.
Sebelumnya diduga merupakan aksi terorisme, pembajakan ini dilakukan oleh Seif Eldin Mustafa lantaran rindu kepada mantan istrinya yang berada di Cyprus. Mustafa kemudian ditangkap dan semua penumpang serta awak pesawat dibebaskan tanpa cedera.
Peristiwa kali ini juga menambah panjang daftar insiden pesawat di Mesir. Sebelumnya pada Oktober 2015, pesawat Airbus A321 milik maskapai Metrojet Rusia meledak di atas Sinai, diduga akibat bom yang ditanam di dalam kabin. Peristiwa ini menewaskan seluruh 224 orang di dalamnya, ISIS diduga berada di balik pengeboman itu.
(stu)