Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak maskapai mengatakan bahwa pesawat EgyptAir penerbangan MS804 sempat mengirimkan sinyal darurat dua jam setelah dinyatakan hilang dari radar saat menempuh perjalanan dari Paris menuju Kairo pada Kamis (19/5) dini hari.
Melalui kicauan di akun Twitter resmi mereka, EgyptAir menyatakan bahwa pesawat Airbus 320 yang membawa 56 penumpang dan 10 kru itu dinyatakan hilang dari radar pukul 02.30, sementara sinyal darurat diterima pada 04.26 waktu Mesir.
Armada itu hilang dari radar sekitar dua menit setelah keluar dari wilayah udara Yunani. Ruang kontrol udara Yunani pun sempat berbicara dengan pilot itu saat melintasi Pulau Kea.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembicaraan ini diyakini merupakan kontak terakhir dari pesawat itu. "Pilot tidak menyebutkan adanya masalah," ujar Kepala Departemen Penerbangan Sipil Yunani, Kostaz Litzerakis, seperti dikutip
Reuters.
Pesawat dengan nomor penerbangan MS804 ini berangkat dari bandara Paris Charles de Gaulle pada 23.09, Rabu malam. Dijadwalkan tiba pukul 03.15, pesawat itu hilang dari pantauan radar sekitar 15 menit sebelum mendarat di Kairo.
Armada Airbus A320 itu tengah berada di ketinggian 37 ribu kaki dan baru memasuki wilayah Mesir sejauh 16 kilometer saat hilang dari radar. Menurut Ihab Raslan, juru bicara badan penerbangan sipil Mesir, pesawat Airbus A320 itu kemungkinan jatuh di laut.
Maskapai Egyptair sebelumnya mengalami insiden pembajakan yang memantik perhatian internasional pada Maret lalu. Pesawatnya dengan nomor penerbangan MS181 dibajak dan diarahkan untuk mendarat di Larnaca, Cyprus.
Diduga merupakan aksi terorisme, pembajakan ini dilakukan oleh Seif Eldin Mustafa lantaran rindu kepada mantan istrinya yang berada di Cyprus. Mustafa kemudian ditangkap dan semua penumpang serta awak pesawat dibebaskan tanpa cedera.
Peristiwa kali ini juga menambah panjang daftar insiden pesawat di Mesir. Sebelumnya pada Oktober 2015, pesawat Airbus A321 milik maskapai Metrojet Rusia meledak di atas Sinai, diduga akibat bom yang ditanam di dalam kabin. Peristiwa ini menewaskan seluruh 224 orang di dalamnya, ISIS diduga berada di balik pengeboman itu.
(stu)