Krisis Tomat Picu Kepanikan di Nigeria

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 26 Mei 2016 07:02 WIB
Hama menyebabkan produksi tomat di Nigeria anjlok dan harga menjulang tinggi. Untuk satu buah tomat dihargai setara Rp28 ribu.
Hama menyebabkan produksi tomat di Nigeria anjlok dan harga menjulang tinggi. Untuk satu buah tomat dihargai setara Rp28 ribu. (Reuters/Joshua Lott/Files)
Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Nigeria tengah dilanda kepanikan menyusul meroketnya harga tomat. Padahal tomat merupakan salah satu bahan makanan penting untuk menu-menu tradisional khas negara itu.

Seperti disampaikan oleh komisaris pertanian negara bagian Kaduna, Nigeria, yang dikutip CNN, Selasa (25/5), di pasar tradisional Nigeria tomat kini seharga US$2 atau Rp28 ribu per buahnya. Untuk satu keranjang grosir, tomat dibanderol senilai Rp2,8 juta.

Penyebabnya adalah hama bernama Tuta absoluta, yang merusak tanaman tomat di Kaduna, memaksa pemerintah negara bagian mengumumkan keadaan darurat. Tomat yang langka dan harganya yang selangit mengancam keberadaan nasi jollof, makanan khas Nigeria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini masalah serius. Hama telah memengaruhi produksi dan konsumsi. Harga-harga terus naik dan tidak ada ketersediaan," kata Shehu Sani, anggota senat di Kaduna.

Kaduna yang merupakan penghasil tomat terbesar di Nigeria telah merugi hingga jutaan dolar. Sani mengatakan, tomat telah menjadi bagian dari kehidupan dan keseharian warga Nigeria.

"Banyak yang bergantung pada perkebunan tomat untuk kehidupan dan tomat telah menjadi bagian tidak terpisahkan dalam menu makanan mereka. Masyarakat tidak bisa hidup tanpa tomat," ujar Sani.

Krisis tomat ini memperparah kondisi Nigeria yang tengah dilanda kenaikan harga komoditas dan anjloknya nilai mata uang. Saking parahnya krisis tomat, beberapa tempat di Nigeria bahkan terkenal istilah "Ebola tomat."

"Masyarakat panik, karena menyematkan nama itu [Ebola] untuk makanan semakin memperburuk situasi," lanjut Sani.

Nigeria adalah produsen tomat terbesar kedua Afrika dengan hasil panen lebih dari 1,5 juta ton. Namun karena sistem penyimpanan dan distribusi yang buruk, sebanyak 75 persen tomat hasil pertanian itu terbuang sia-sia.

Kini Nigeria mengandalkan impor untuk memenuhi permintaan. Program Lingkungan PBB mencatat Nigeria keluar dana US$1 miliar untuk mengimpor pasta tomat.

Fasilitas produksi baru di utara kota Kano baru dibuka untuk mengatasi masalah penyimpanan tomat, namun terpaksa ditutup awal Mei ini karena kekurangan suplai.

(den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER