UNICEF : Pengungsi Anak Diekspolitasi di Kamp Perancis

Elvina Rosita | CNN Indonesia
Rabu, 15 Jun 2016 00:11 WIB
UNICEF melaporkan pengungsi anak yang berada di kamp pengungsian di Calais dan Dunkrik dieksploitasi secara seksual dan dipaksa untuk melakukan kejahatan.
Ilustrasi imigran (Reuters/Marko Djurica)
Jakarta, CNN Indonesia -- UNICEF melaporkan pengungsi anak dan remaja yang berada di kamp pengungsian di Calais dan Dunkrik dieksploitasi secara seksual dan dipaksa untuk melakukan kejahatan oleh para penyelundup manusia.

Menurut laporan UNICEF yang dikutip The Guardian, Senin (13/6), penyiksaan terhadap anak-anak pengungsi yang tak memiliki orang tua atau pendamping terjadi di kamp yang terletak di Perancis utara. Dokumen tersebut menyatakan anak-anak mengalami kekerasan seksual oleh para penyelundup manusia yang berjanji akan memfasilitasi mereka untuk memasuki Inggris.

Para pengungsi anak di kamp itu juga mengaku kepada para penyidik bahwa mereka dipaksa untuk bekerja dan melakukan berbagai tindak kriminal, seperti seperti membuka gerbong yang akan digunakan untuk menyelundupkan imigran dewasa melalui terowongan Channel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wawancara yang dilakukan UNICEF itu menggambarkan dengan jelas trauma anak-anak pengungsi setelah sampai di Eropa, pengalaman mereka di kamp pengungsian dan risiko yang mereka ambil untuk bertemu dengan keluarga mereka, meskipun banyak juga pengungsi anak yang berhasil menempuh perjalanan yang legal dan anman.

Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May, diperkirakan akan menghadapi hujan pertanyaan dari para anggota parlemen pada Senin soal perkembangan janji yang dibuat oleh pemerintah untuk mempercepat jalur pengungsi anak tanpa pendamping dari Eropa ke Inggris.

Bulan lalu, setelah dihujani kritik, Perdana Menteri Inggris, David Cameron memutuskan untuk menampung sejumlah pengungsi anak yang terdampar di Eropa, dan berjanji akan membiarkan para imigran memasuki wilayahnya.

Pemerintah Inggris tidak menentukan jumlah pasti imigran yang akan memasuki wilayahnya, dan menyatakan mereka butuh waktu tujuh bulan untuk dapat menampung pengungsi anak tahap pertama.

Menurut lembaga amal Citizens UK, sekitar 150 pengungsi anak di Calais, Perancis, memiliki hak untuk memasuki Inggris karena mereka mempunyai kerabat di sana. Lembaga itu memperkirakan perlu waktu satu tahun bagi pemerintah Inggris untuk mempersatukan 150 pengungsi anak ke keluarga mereka.

Sejumlah pengungsi anak asal Suriah, yang baru-baru ini diberikan perlindungan oleh Inggris melalui kebijakan reuni keluarga, menulis sebuah surat untuk mendesak May untuk "menarik teman-teman kami keluar dari bahaya."

Dalam surat yang didukung oleh UNICEF, anak-anak tersebut menggambarkan diri mereka sebagai orang-orang yang beruntung. Mereka mengatakan bahwa tidak akan pernah lupa "bulan yang mengerikan" yang mereka lalui di Perancis utara ataupun teman-teman yang mereka tinggalkan.

Surat itu mendesak May untuk mempekerjakan 10 staf lainnya sehingga 150 pengungsi anak dapat dibawa ke Inggris dan memulai sekolah setelah musim panas.

Sejumlah pemuka agama, termasuk uskup agung Canterbury, meminta pemerintah Inggris mengizinkan 300 pengungsi anak yang rentan untuk masuk ke Inggris dan memulai sekolah pada September mendatang. Dalam tiga tahun terakhir, pengungsi anak tanpa pendamping di Calais terpaksa putus sekolah.

"Pemerintah menyatakan bahwa pengungsi anak yang tidak memiliki pendampng akan dibawa ke Inggris jika mereka memiliki keluarga disini, namun kasus ini berjalan sangat lambat. Sudah waktunya pemerintah mengubah janji mereka menjadi kenyataan dan mengambalikan anak-anak ini kepada keluarga mereka," kata Lili Caprani, wakil eksekutif direktur UNICEF Inggris.

"Pengungsi anak di Calais merupakan kasus yang terdekat dan paling terlihat dari kasus pengungsi anak yang melarikan diri dari konflik, dan melakukan perjalanan yang berbahaya untuk mencari keselamatan. Mereka belum memiliki hak legal untuk tinggal bersama keluarga mereka di Inggris," ujarnya.

"Saya sudah bertemu dengan beberapa anak di Calais dan melihat kondisi mereka yang memprihatinkan. Jika segera bertindak, pemerintah dapat mengambil langkah penting pertama untuk menunjukan keseriusan soal tentang komitmennya terhadap pengungsi anak-anak."

Bulan lalu, lebih dari 100 ribu orang, termasuk sejumlah pesohor Inggris, seperti Andy Murray, Michael Sheen dan Sir Chris Hoy, mendukung kampanye UNICEF untuk mempercepat proses pengembalian pengungsi anak di Eropa ke keluarga mereka di Inggris, dan mendesak pejabat imigrasi untuk mengizinkan pengungsi anak tinggal berasama anggota keluarga yang bisa merawat mereka. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER