Diplomat AS Teken Desakan Serangan Militer terhadap Assad

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Jumat, 17 Jun 2016 18:31 WIB
Lebih dari 50 diplomat AS meneken memo internal berisi kritik terhadap kebijakan negaranya di Suriah, mendesak serangan militer terhadap pemerintah Assad.
Memo internal itu mendesak adanya serangan terhadap pasukan pemerintah Assad karena melanggar gencatan senjata yang sebenarnya sudah disepakati pada tahun lalu. (CNN Indonesia/Ike Agestu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari 50 diplomat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meneken memo internal yang berisi kritikan terhadap kebijakan negaranya di Suriah dan mendesak serangan militer terhadap pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

Memo internal itu mendesak adanya serangan terhadap pasukan pemerintah Assad karena melanggar gencatan senjata yang sebenarnya sudah disepakati pada tahun lalu.

Jika memo ini nantinya disepakati, serangan terhadap pemerintah Assad diangap dapat memperlihatkan perubahan besar dalam kebijakan pemerintahan Barack Obama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, Washington memegang sikap tidak akan terlibat langsung dalam perang sipil Suriah meskipun mendesak agar Assad turun.

Seorang pejabat AS yang sudah melihat memo itu dan tidak menandatanganinya mengatakan bahwa Gedung Putih masih menentang keterlibatan militer AS yang lebih dalam pada konflik Suriah.

Pejabat itu mengatakan kepada Reuters bahwa memo itu akan tak sesuai dengan posisi AS. Jika disepakati, memo itu akan mengubah fokus Obama untuk mencegah meluasnya ancaman ISIS.

Namun, pejabat AS lainnya mengatakan bahwa memo itu menggambarkan pandangan orang yang sudah pernah bekerja di Suriah, beberapa dari mereka sudah bertahun-tahun bertugas di sana dan menganggap kebijakan itu tidak efektif.

"Di permukaan, kelompok ini ingin melihat pilihan militer yang lebih menekan rezim itu," ucap pejabat tersebut.

Meskipun memo ini masih menjadi kontroversi, jumlah diplomat yang menandatanganinya dianggap sangat besar.

"Itu jumlah yang sangat besar," ujar Robert Ford, pejabat yang menyelesaikan masa jabatan sebagai Duta Besar AS untuk Suriah pada 2014 lalu. Kini, ia bekerja di badan think tank AS, Middle East Institute.

Menurut Ford, selama empat tahun belakangan tingkat pekerja di Kemlu AS memang sudah mulai mendesak tekanan lebih besar terhadap pemerintahan Assad.

Sempat ada memo desakan tindakan lebih tegas terhadap pemerintahan Assad pada 2012. Memo itu didukung pejabat Kabinet lainnya, tapi ditolak oleh Obama.

Begitu kuatnya memo internal yang dilihat oleh Wall Street Journal ini, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, pun mengangkat isu ini ke permukaan. Ia mengatakan bahwa ada memo sangat penting yang akan didiskusikan ketika ia kembali ke Washington.

"Ini merupakan pernyataan penting dan saya sangat sangat menghargai prosesnya. Saya akan bertemu dengan orang-orang itu ketika saya kembali," katanya. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER