ISIS Mengaku Berada di Balik Serangan Gereja Perancis

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 26 Jul 2016 20:07 WIB
Kelompok militan ISIS mengklaim berada di balik serangan di gereja Perancis yang menewaskan seorang pendeta pada Selasa (26/7).
Kelompok militan ISIS mengklaim berada di balik serangan di gereja Perancis yang menewaskan seorang pendeta pada Selasa (26/7). (Reuters/Steve Bonet)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS mengklaim berada di balik serangan di gereja Perancis yang menewaskan seorang pendeta pada Selasa (26/7). Insiden ini menambah panjang serangan teroris di Perancis.

Seperti dikutip dari Reuters, kantor berita ISIS, Amaq, dalam pernyataannya mengatakan serangan di gereja kota Saint-Etienne-du-Rouvray, Normandia, utara Perancis itu dilakukan oleh dua "serdadu" mereka.

"Mereka melakukan operasi sebagai respons dari seruan untuk mengincar negara-negara koalisi tentara salib," ujar Amaq dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua pelaku yang belum dirilis identitasnya menyandera jemaat gereja tersebut, termasuk seorang pendeta bernama Jacques Hamel, 84. Pendeta itu tewas dengan leher teriris.

Presiden Perancis Francois Hollande juga telah mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan oleh "dua teroris atas nama Daesh"--sebutan untuk ISIS.

"Daesh telah menyatakan perang, kita harus berperang dengan segala cara, sembari tetap mematuhi hukum, yang membuat kita menjadi negara demokrasi," kata Hollande yang langsung bergegas ke lokasi.

Belum dipublikasi identitas pelaku, namun polisi mengatakan seorang di antaranya adalah warga setempat yang mencoba bergabung dengan ISIS beberapa tahun lalu. Dia dideportasi setelah tiba di perbatasan Turki. Pada Maret 2016, hakim memerintahkan dia mengenakan kalung elektronik.

Peristiwa ini terjadi di tengah meningkatnya ancaman dari para simpatisan ISIS di Perancis.

Sebelumnya pada 14 Juli lalu seorang simpatisan ISIS menabrakkan truk ke kerumunan warga di kota Nice. Insiden ini menewaskan 85 orang dan melukai lebih dari 300 lainnya.

Sebelum insiden di Nice, November lalu sekelompok pria bersenjata yang mengaku berbaiat kepada ISIS menembaki warga dan meledakkan diri di Paris, menewaskan 130 orang. Pada Januari 2015, pria bersenjata menyerang kantor majalah satire Charlie Hebdo, menewaskan 12 orang. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER