Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, akan memaparkan strateginya untuk memerangi berbagai kelompok teroris, termasuk militan ISIS pada awal pekan ini. Para pakar memperkirakan Trump akan menyamakan strateginya dengan era Perang Dingin.
Pengumuman strategi itu akan diumumkan di Ohio pada Senin (15/8), dan akan berisi sejumlah langkah yang akan dilakukan Trump untuk memerangi ISIS dan mencegah serangan terorisme di AS, jika ia terpilih melenggang ke Gedung Putih pada pemilu November mendatang.
Petugas senior dalam tim kampanye Trump menyatakan pada
CNN bahwa salah satu strategi taipan
real-estate itu adalah mencekal individu yang berasal dari negara-negara di mana pemerintah AS tidak bisa mengecek latar belakang pemohon visa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump juga akan meningkatkan kerja sama dengan negara sekutu di kawasan Timur Tengah, yang bersedia bekerja sama dengan AS.
Dalam pidato sambutannya, Trump akan menegaskan bahwa AS akan meninggalkan ambisi untuk menyebarkan paham demokrasi di Timur Tengah, yang belum tentu sesuai dengan kondisi setempat. Trump juga akan melanjutkan kritiknya soal invasi AS ke Irak, seperti yang kerap ia utarakan dalam kampanye.
Petugas kampanye Trump yang tidak ingin disebutkan namanya menilai bahwa strategi Trump mampu memperkuat Amerika untuk terlibat dengan kerja sama yang lebih leuas dengan sekutu di Timur Tengah dalam memerangi ISIS.
Jika demikian, maka strategi Trump untuk bekerja sama dengan negara-negara Muslim di Timur Tengah akan bertolak belakang dengan kritikannya selama ini kepada umat Muslim di AS dan luar negeri, termasuk soal seruannya melarang seluruh umat Muslim memasuki AS.
Selain soal pelarangan masuk AS bagi umat Musli, Trump juga dikecam karena menyatakan bahwa Presiden AS
Barack Obama merupakan pendiri ISIS, mengusulkan pengawasan di masjid-masjid di AS dan komentarnya yang terkenal, "Islam membenci kita."
Pejabat senior kampanye Trump tidak menyebutkan bahwa Trump akan menyinggung seruannya untuk melarang umat Muslim memasuki AS. Namun ia menegaskan strategi Trump tersebut akan termasuk melarang individu yang berasal dari negara "di mana kita tidak dapat melakukan pengecekan [latar belakang yang] memadai" dan di wilayah yang dilanda kegiatan teroris.
Sebelumnya, Trump telah mengusulkan untuk mencekal semua individu yang mengajukan visa dari negara "yang dikompromikan oleh terorisme" - meskipun ia tidak menyebut negara mana yang ia maksud saat itu.
(ama/stu)