Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengumumkan bahwa periode untuk menjalani ritual melempar jumrah dalam prosesi ibadah haji tahun 2016 akan berkurang selama 12 jam. Pengurangan waktu untuk melempar jumrah ini diberlakukan agar tragedi di Mina yang menyebabkan 2.300 orang tewas tahun lalu tak lagi terulang.
Selain pengurangan waktu melontar jumrah, Saudi juga akan menerapkan pengawasan keamanan yang lebih ketat dalam ritual yang menjadi simbol melempar batu ke setan itu.
Dalam proses ibadah haji, melontar jumrah diperbolehkan selama kurun waktu tiga hari, yakni tanggal 10-12 Dzulhijjah dalam kalendar Islam atau tanggal 11-13 September 2016, di Mina, sekitar 5 km sebelah timur Masjidil Haram, Mekkah.
Pejabat Kementerian Haji dan Umrah Saudi Hussain al-Sharif memaparkan ritual melontar jumrah tahun ini tidak diperbolehkan di jam tertentu, yakni dari pukul 06.00 hingga 10.30 pada hari pertama, pukul 02.00-06.00 pada hari kedua dan pukul 10.30-2.00 pada hari ketiga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prosedur ini akan memungkinkan para jemaah haji melontar jumrah dengan lebih mudah dan mencegah terjadinya desak-desakan yang berasal dari padatnya kelompok jemaah," kata Sharif, dikutip dari
Saudi Gazette.
Ia tidak memaparkan lebih lanjut bagaimana pengurangan waktu sebanyak 12 jam ini akan mampu mengurangi kemungkinan kepadatan jemaah haji di tempat pelontaran jumrah.
Lokasi ritual lempar jumrah dapat menampung hingga 300 ribu jemaah haji setiap jamnya. Namun, tragedi berdesak-desakan ketika melaksanakan ritual ini kerap terjadi beberapa kali.
Insiden teranyar terjadi bertepatan dengan Idul Adha pada 24 September 2015 saat jemaah haji saling berdesakan dan kehabisan nafas di jembatan yang menghubungkan tenda jamaah dengan lokasi lempar jumrah.
Saudi Gazette melaporkan sebanyak 2.297 jemaah haji tewas dalam insiden tersebut, mengutip data dari sejumlah pejabat asing. Namun, Saudi mengklaim bahwa total korban sebanyak 769 orang.
(stu)