Anaknya Bebas, Orangtua Mahasiswi di Turki Apresiasi Kemlu

CNN Indonesia
Sabtu, 27 Agu 2016 03:48 WIB
Orang tua dari kedua mahasiswi yang ditahan di Turki mengapresiasi kerja keras tim KJRI/KBRI di Turki karena bekerja keras membantu pembebasan anaknya.
Dubes RI di Ankara bertemu dengan mahasiswa yang ditampung di rumahnya karena tak lagi mendapat beasiswa dari Pasiad. (Dok. KBRI Ankara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bebasnya dua mahasiswi warga negara Indonesia di Turki yang ditahan sejak 11 Agustus lalu tentu tak terlepas dari peran serta perwakilan pemerintah.

Orang tua dari kedua mahasiswi itu pun mengapresiasi kerja keras Kementerian Luar Negeri beserta tim Kedutaan Besar Republik Indonesia dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Turki.

"Terima kasih kepada Ibu Menlu dan KBRI Turki yang telah membebaskan anak saya. Hanya Allah yang dapat membalas kebaikan mereka semua. Saya lega, anak saya kini sudah berada di KBRI. Terima kasih," ujar Asnaini, ibu dari mahasiswi Dwi Puspita, sembari menangis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dwi Puspita ditahan oleh otoritas Turki bersama Yumelda Ulan saat sedang berada di rumah tempat mereka tinggal di Kota Bursa.

Menurut Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Lalu Muhamad Iqbal, rumah tersebut dikelola oleh yayasan terkait gerakan Fethullah Gulen, tokoh yang dituding mendalangi upaya kudeta pada Juli lalu.

Mereka akhirnya berhasil dibebaskan pada Kamis (25/8) karena terbukti tak terlibat dengan kelompok tersebut. Kedua WNI ini pun diserahkan langsung oleh Jaksa Penuntut Umum kepada pejabat konsuler KBRI Ankara yang datang ke Kota Bursa.

"Saya selalu percaya dengan Kemlu dan KBRI. Dan terbukti benar, anak saya dengan pertolongan Allah bisa dibebaskan. Terima kasih kepada Kemlu, KBRI, dan semua yang membantu pembebasan anak saya," tutur Warsidi, ayah dari Yumelda Ulan.

Setelah dibebaskan, mereka ditampung di kediaman Duta Besar RI di Ankara, Wardana, bersama puluhan pelajar lainnya yang sebelumnya mendapatkan beasiswa dari Yayasan PASIAD. Organisasi ini juga disebut-sebut terkait dengan gerakan Gulen.

Sejak kudeta militer yang berhasil digagalkan bulan lalu, pemerintah Turki memang tengah gencar melakukan penangkapan terhadap pihak-pihak terkait gerakan Fethullah Gulen.

Usai upaya kudeta, lebih dari 35 ribu orang ditangkap, 17 ribu di antaranya resmi ditahan, serta puluhan ribu lainnya diskors atau diberhentikan dari lembaga militer, pendidikan, kepolisian, dan peradilan.

Dituding mendalangi kudeta yang menewaskan lebih dari 230 orang, Gulen menampik tuduhan pemerintah Turki tersebut, dan memperkirakan kudeta itu bisa saja direkayasa oleh rezim Presiden Recep Tayyip Erdogan.

KBRI di Ankara pun terus menyampaikan imbauan agar WNI lebih berhati-hati dan menghindari kontak dengan orang yang terkait/terafiliasi dengan Gulen. Mereka juga diimbau untuk segera keluar dari fasilitas-fasilitas yang dikelola oleh kelompok-kelompok terkait Gulen.

Sejak pergolakan politik di Turki ini berkecamuk, KBRI Ankara dan KJRI Istanbul pun disibukkan dengan urusan perlindungan kepada WNI yang berada di Turki.

Merujuk pada data Kemlu, terdapat 2.700 WNI di seluruh Turki. Dari keseluruhan data tersebut, 728 berstatus pelajar/mahasiswa dan 282 di antaranya menuntut ilmu di Turki dengan beasiswa dari Yayasan PASIAD.

Sebelumnya, KBRI/KJRI di Turki juga memperoleh apresiasi dari banyak pihak karena cepat tanggap dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada ratusan WNI yang terjebak di sejumlah bandara di Turki saat kudeta terjadi.

"Kita akan lakukan yang terbaik untuk pastikan keselamatan WNI kita. Kita tidak akan meninggalkan mereka dalam kondisi apapun," kata Wardana.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER