Karena Brexit, Warga Yahudi Inggris Ingin Kembali ke Jerman

Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 21 Sep 2016 16:12 WIB
Brexit membuat banyak warga Yahudi Inggris mengajukan kewarganegaraan Jerman, meski memiliki sejarah kelam di negara itu dalam era Nazi.
Ilustrasi (Reuters/Ronen Zvulun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gara-gara Brexit, warga Yahudi yang berdomisili di Inggris mulai beramai-ramai ingin menjadi warga negara Jerman.

Seorang rabi yang tinggal di London, Julia Neuberger, adalah salah satunya. Setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa, ia akan memanfaatkan hukum Jerman yang membolehkan warga Yahudi dan keturunan mereka yang dilucuti kewarganeraannya pada era Nazi, untuk kembali.

“Brexit lah yang membuat saya marah, kini di umur 60-an saya merasa saya sudah berdamai dengan Jerman dan hal ini meyakinkan saya,” kata Neuberger. Ibunya meninggalkan Jerman ke Inggris pada 1937 untuk menghindari kekejaman Nazi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Paspor Jerman, sama dengan negara lain yang masih tergabung dalam UE, memberi pemiliknya kebebasan akses untuk bepergian, tinggal dan bekerja ke seluruh negara Eropa.

Reuters melaporkan, beberapa dari sekitar 260 ribu warga Yahudi di Inggris tetap menentang ide yang dilakukan Neuberger, terutama karena beban sejarah.

“Anak perempuan saya bertanya ‘mengapa ibu melakukan ini setelah semua yang mereka lakukan kepada kita?’” kata Neuberger, yang merupakan rabi senior di sinagoga di London Barat dan anggota House of Lords, parlemen tinggi Inggris. “Tapi tetap ada sebagian Jerman di diri saya dan itu sangat dalam.”

Neuberger yang pengajuan kewarganegaraannya sedang diproses saat ini, masih memiliki paspor Jerman ibunya. Di halaman pertama paspor tua Jerman itu, terdapat cap huruf “J” berwarna merah, berarti Jew (Yahudi). Mereka ditandai, mengalami diskriminasi dan menjadi sasaran pembasmian etnis oleh Nazi. Holocaust, peristiwa genosida oleh Nazi disebut menewaskan sekitar enam juta warga Yahudi. 

Namun kini, Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan sejak referendum Inggris yang memutuskan negara itu keluar dari UE pada Juni, mereka menerima 400 permintaan keterangan soal bagaimana mengajukan kewarganegaraan Jerman berdasar undang-undang dasar pasca perang pasal 116. Setelah itu, terdapat 100 aplikasi. Sebelumnya, mereka hanya menerima 20 aplikasi per tahun.

Lebih dari 17 juta warga Inggris memilih keluar dari UE pada 23 Juni lalu dengan berbagai alasan, termasuk untuk memblokade arus pengungsi yang membanjiri benua Eropa.

Seperti juga banyak warga Yahudi Inggris yang mengajukan kewarganegaraan Jerman, Neuberger berencana terus menetap di Inggris. Apalagi, ia merupakan salah satu anggota keluarga ternama—suaminya merupakan seorang akademisi top, salah satu saudara iparnya merupakan presiden mahkamah agung Inggris.

Dalam pertemuan sekitar 100 anggota Asosiasi Pengungsi Yahudi (AJR) di London baru-baru ini, perdebatan didominasi soal apakah mereka akan mengklaim pasal 116 tadi.

“Gagasan itu mengejutkan banyak orang awalnya,” kata Michael Newman, 41, kepada eksekutif AJR. “Kami semua tidak tahu apa yang terjadi di masa depan dan kami ingin memastikan bahwa kami, namun juga terutama anak-anak kami, terus mendapat akses ke Eropa.”

Bagi mereka yang masih muda, mengajukan kewarganegaraan Jerman masih merupakan langkah praktis. Sebaliknya bagi generasi tua, langkah itu menjadi lebih emosional.

“Ketika anak saya mengatakan setelah referendum ia mengajukan aplikasi saya merasa ngeri dan berkata ibu saya akan bangkit dari kubur.” kata Frank Harding, 70-an. Orangtuanya pindah ke Inggris pada 1930-an.

Menurutnya, keputusan anaknya seperti pengkhianatan akan orangtuanya, yang memboikot dan tak pernah mengizinkan ada produk Jerman di rumah mereka.

Namun ia mengatakan memahami keputusan anaknya karena penting bagi generasi yang lebih muda untuk tetap memiliki akses luas terhadap Eropa. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER