Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, mengumumkan ia tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden pada pilpres tahun depan. Konfirmasi Ahmadinejad ini sejalan dengan keinginan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yang sebelumnya memperingatkan bahwa pencalonan diri Ahmadinejad hanya akan memperlebar perpecahan di kancah perpolitikan Republik Islam itu.
"Dalam upaya memenuhi keinginan pemimpin revolusi, saya tidak berencana untuk ambil bagian dalam pemilu yang digelar tahun depan," kata Ahmadinejad dalam surat yang ditujukan kepada Khamenei, dan dipublikasikan di situsnya,
dolatebahar.com, Selasa (27/9).
"Saya hanya akan tetap menjadi prajurit revolusi yang sederhana dan pelayan masyarakat," ujarnya, dikutip dari
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar yang beredar pada beberapa bulan terakhir sempat memberi sinyal Ahmadinejad akan kembali ke politik Iran, meski ia secara terbuka tidak pernah mengumumkan pencalonan dirinya
Namun, Khamenei, yang merupakan tokoh pengambil keputusan di Iran, pada Senin (26/9) menyebutkan bahwa jika Ahmadinejad mencalonkan diri kembali maka akan menimbulkan polarisasi di tengah masyarakat Iran dan "menciptakan perpecahan di negara yang saya yakin penuh perdamaian."
Dengan konfirmasi ini, presiden petahana Hassan Rouhani dipastikan tak harus menghadapi Ahmadinejad dalam upayanya mencalonkan diri untuk periode kedua untuk meraih dukungan pada pilpres yang digelar Mei tahun depan. Namun, Rouhani diperkirakan akan menghadapi penantang yang tidak setuju atas kesepakatannya dengan Barat.
Ahmadinejad terkenal sebagai tokoh garis keras yang meningkatkan isolasi internasional terhadap Iran, akibat menolak bernegosiasi soal program nuklir dengan sejumlah negara kuat.
Ia terpilih sebagai presiden pada 2009 dan terpilihnya kembali dia dalam pemilu tahun 2009 memicu aksi protes terbesar dalam sejarah Iran, menyebabkan sejumlah orang tewas dan ratusan lainnya ditangkap.
Hukum Iran melarang seorang presiden untuk memerintah dalam tiga periode berturut-turut. Sehingga, Ahmadinejad hanya dapat menjabat kembali sebagai presiden setelah kepemimpinan Rouhani berakhir.
(ama)