Pendukung Trump Ancam Kudeta Jika Clinton Menang Pemilu

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Selasa, 18 Okt 2016 10:53 WIB
Seorang pendukung Donald Trump mengancam akan melancarkan kudeta dan revolusi berdarah jika Hillary Clinton menjadi presiden Amerika Serikat.
Seorang pendukung Donald Trump mengancam akan melancarkan kudeta dan revolusi berdarah jika Hillary Clinton berhasil pemilu dan menjadi presiden Amerika Serikat. (Reuters/Rick Wilking)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pendukung Donald Trump mengancam akan melancarkan kudeta jika Hillary Clinton berhasil memenangi pemilu dan menjadi presiden Amerika Serikat.

Dan Bowman, 50, dari Cincinnati berkata mantan Menteri Luar Negeri AS itu tidak pantas menjadi orang nomor satu di negaranya. Menurut Bowman, jika Clinton berhasil memenangi pemilu mendatang, perlu ada upaya "kudeta atau revolusi" untuk menggulingkannya.

"Saya akan melakukan apapun untuk menggulingkan Clinton dari kekuasaan - walaupun itu mengharuskan saya menjadi seseorang yang patriotik," ucap Bowman seperti dikutip Independent, Selasa (18/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Bowman ditanya apakah secara fisik mengancam Clinton, ia menjawab: "Saya tidak tahu, apakah memang seperti itu?"

Hal ini terjadi seiring semakin sengitnya pertarungan antara Donald Trump dan Hillary Clinton jelang pemilu AS yang tinggal tinggal kurang dari satu bulan lagi.

Trump kerap menyatakan bahwa pemilu kali ini akan dicurangi. Dia terus menegaskan bahwa Clinton harus dipenjara akibat dugaan tindakan korupsinya.

Dalam wawancara sebelumnya dengan Boston Globe, Bowman juga menyatakan akan melakukan upaya kudeta untuk menggulingkan Clinton dari Gedung Putih.

"Jika dia (Clinton) berada di Gedung Putih, saya akan berupaya memulai kudeta. Dia harus dipenjara atau ditembak. Itu menurut saya," tuturnya. "Jika perlu, kami akan melakukan revolusi dan mengeluarkan mereka dari Gedung Putih. Akan banyak pertumpahan darah, saya akan melakukan apapun demi negara ini," kata Bowman menambahkan.

Kepada Independent, juru bicara Secret Service AS - Pasukan Pengawal Presiden dan juga para capres AS - menyatakan, mereka telah menyadari adanya ancaman dari Bowman itu, namun enggan mengomentarinya.

"Secret service tidak akan memberikan informasi terkait operasi pengamanan," kata dia.

Tim kampanye Trump berlepas diri dari semua ancaman yang dilayangkan para pendukung mereka. "Kami menolak kekerasan dalam bentuk apapun dan tidak akan mengizinkan kekerasan jadi bagian dari kampanye kami," ujar pernyataan resmi tim Trump.

Menurut mereka, oknum yang menyuarakan kekerasan bukan bagian dari jutaan orang pendukung Trump "yang lelah dengan sistem Washington yang telah dicurangi."

Sebelumnya, Trump sempat memicu kontroversi ketika dirinya menyarankan "para pendukung Amandemen Kedua" untuk menggunakan senjata terhadap Clinton yang akan membatasi kepemilikan senjata api. Juru kampanye Trump berdalih bahwa pernyataan itu hanyalah kelakar dan tidak serius. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER