Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Korea Selatan menyebut ada kemungkinan Korea Utara akan melakukan provokasi menanggapi pemakzulan Presiden Park Geun-Hye.
Hal ini disampaikan Kementerian Pertahanan Korsel mengutip Perdana Menteri Korea Selatan Hwang Kyo-ahn, Jumat (9/12), tak lama setelah parlemen sepakat memakzulkan Park.
Hwang otomatis mengisi posisi Park sebagai presiden hingga Mahkamah Konstitusi selesai meninjau proses pemakzulan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir
Reuters, Hwang menyampaikan pernyataan terkait kemungkinan provokasi Korut kepada Kementerian Pertahanan melalui telepon.
Korsel dan Korut secara teknis masih berada dalam keadaan perang karena konflik Korea periode 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Sementara itu, menurut kantor Perdana Menteri, Hwang dijadwalkan akan menyampaikan pidato resmi sore hari ini, tepatnya pada 18.00 WIB.
Di sisi lain, Kementerian Keuangan juga langsung merespons pemakzulan Park. Menteri Yoo Il-ho akan mengadakan rapat darurat untuk membahas dampak peristiwa ini.
"Waktunya belum ditentukan, tapi kita akan rapat membahas (pasar keuangan)," kata seorang pejabat yang menolak disebutkan namanya.
Park sendiri memanggil anggota kabinetnya untuk menyelenggarakan rapat sore ini, menurut laporan
Yonhap yang dikutip
Reuters.
Pemakzulan Presiden Park berawal dari dugaan korupsi penyalahgunaan dana yayasan dan pembocoran beberapa dokumen negara. Kasus ini sebelumnya telah lebih dulu menjerat sahabat Park, Choi Soon-sil.
Park dituduh berkolusi dengan Choi untuk menekan sejumlah konglomerat Korsel agar menyumbangkan dana miliaran dolar ke dua yayasan yang dibentuk untuk mendukung kebijakan Park.
Tuduhan tersebut ditampik oleh Park dan pengacaranya. Walau demikian, dia telah meminta maaf atas kejadian yang menimpa sahabatnya.
(has)