Jakarta, CNN Indonesia -- Sorak-sorai serta kegembiraan tampak di wajah warga Korea Selatan setelah mendengar kabar anggota parlemen memutuskan untuk memakzulkan Presiden Park Geun-hye pada Jumat (9/12). Kegembiraan itu tiba setelah perjuangan mereka menuntut pelengseran Park akhirnya berbuah hasil.
Mosi pemakzulan presiden yang terjerat skandal korupsi itu berhasil lolos di parlemen dengan dukungan 234 dari total 300 anggota parlemen. Sementara 56 suara lainnya tidak menyetujui mosi tersebut.
Melansir
Reuters, kerumunan massa demonstran itu telah berkumpul di luar gedung parlemen bahkan sebelum sidang pemungutan suara dimulai. Usai parlemen mengumumkan telah sepakat memakzulkan Park, seluruh warga Korsel yang hadir di sana bersorak-sorai meluapkan kegembiraan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasa senang. Saya sudah menduga [mosi pemakzulan] akan lolos di parlemen, bagaimanapun kita akan menggulingkan Park dengan kekuatan warga," ungkap Im Chae-jum, 54, seorang petani yang sengaja datang ke kompleks parlemen untuk menunggu hasil penghitungan suara.
Di depan gedung parlemen, sejumlah pemrotes yang bermatapencaharian sebagai petani bersorak "Masyarakat menang!" sambil membawa spanduk dan bendera di atas traktor yang mereka bawa. Aksi tersebut turut memblokir jalanan di luar gedung parlemen.
Sebagian pemrotes lainnya sibuk mengambil gambar dan mengabadikan momen besar itu sambil membentangkan spanduk bertuliskan "Selamat atas pemakzulan Park Geun-hye, sekarang kita kunci [penjarakan] dirinya!"
Beberapa demonstran juga meniup terompet yang semakin memeriahkan sukacita sebagian besar warga Korsel atas penggulingan presiden negaranya sendiri.
"Saya berteriak 'hore!' saat melihat pengumuman parlemen terkait pemakzulan Park. Ini kesempatan untuk menggiring Park dan kaki tangannya secara hukum," ujar Choi Ji-young, seorang ibu yang anaknya meninggal dalam tragedi kapal feri Sewol, 2014 lalu.
[Gambas:Video CNN]Protes penuntutan pengunduran diri Park terus berlanjut selama satu bulan terakhir. Aksi demonstran terakhir berlangsung pada Sabtu pekan lalu, dihadiri oleh setidaknya 1,6 juta warga Korsel.
Berdasarkan jajak pendapat terbaru, sekitar 80 persen publik korsel mendukung pemakzulan Park. Sebagian besar warga Korsel termasuk anggota parlemen dari sejumlah partai oposisi menolak usulan pengunduran diri Park dan tetap mendesak pemakzulan dilakukan.
Jika Park berhasil dimakzulkan, pemerintah Korsel akan segera menyelenggarkan pemilu untuk memilih penerus Park di Gedung Biru, Istana Kepresidenan Korsel, selambat-lambatnya 60 hari setelah Park resmi dimakzulkan.
Park akan menjadi presiden demokratis Korsel pertama yang tidak dapat menyelesaikan masa kepemimpinan yang seharusnya baru berakhir pada 2018 mendatang. Park harus terjegal dengan skandal korupsi dan pembocoran rahasia negara. Ia dituding telah menyalahgunakan kewenangannya dengan berkolusi dengan kerabatnya, Choi Soon-Sil.
Jaksa juga telah menetapkan bahwa Park terlibat sebagai kaki tangan Choi untuk memberi tekanan kepada konglomerat Korsel guna mengalirkan dana jutaan dolar di dua yayasannya.
Berdasar konstitusi Korsel, seorang presiden tidak dapat didakwa atas tindakan kriminal oleh jaksa sampai meninggalkan jabatannya. Karena itu, saat ini Park memiliki kekebalan dari segala tuntutan hukum yang menimpanya.
(aal)