Jakarta, CNN Indonesia -- Turki menahan kepala penasihat hukum dan mantan kepala eksekutif sebuah perusahaan milik konglomerat ternama atas tuduhan mendukung organisasi Fethullah Gulen (FETO).
Kedua orang itu bekerja di Dogan Holding, perusahaan terbesar Turki di sektor pariwisata, ritel, dan media termasuk Hurriyet Daily, kantor berita Dogan, dan CNN Turk.
“Mereka ditahan sebagai bagian dari penyelidikan penangkapan perwakilan administratif [perusahaan] kami, Barbados Muratoglu,” ungkap perusahaan itu seperti dikutip
AFP, Kamis (5/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muratoglu dituntut bulan lalu dengan tuduhan “membantu kelompok teroris bersenjata FETO.”
Sementara itu, Dogan Holding bersikukuh penyelidikan ini tidak berlaku pada perusahaan, tetapi hanya pada pejabat yang bersangkutan.Sebelumnya, sejumlah media Turki menyebutkan perusahaan itu sebagai subjek dari penyelidikan polisi.
“Perusahaan induk dan [kantor] perwakilan kami tidak terpengaruh.”
Sejak upaya kudeta pada Juli 2016, lebih dari 41 ribu orang ditangkap setelah perlemen Turki memberlakukan keadaan darurat akibat adanya upaya penggulingan Erdogan.
Lebih dari 100 ribu pekerja sipil, lembaga peradilan, militer, pendidikan, bahkan media telah ditahan, diberhentikan, atau ditangguhkan akibat diduga terlibat upaya kudeta dan kelompok FETO.
Pemuka agama Gulen yang kini berada di pengasingan di Amerika Serikat dituding Presiden Turki Tayyip Erdogan menjadi dalang percobaan kudeta. Sejak upaya kudeta pula, pemerintahan Erdogan menetapkan FETO sebagai organisasi teroris.
Dihujani kritik akibat pemecatan dan penangkapan besar-besaran, Ankara tetap menyingkirkan pendukung Gulen lantaran dianggap sebagai ancaman bagi Turki.
(stu)