Polisi Filipina Tangguhkan Operasi Anti-narkoba Duterte

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Selasa, 31 Jan 2017 05:09 WIB
Pengumuman ini bertentangan dengan pernyataan Duterte yang menegaskan, operasi anti-narkoba akan tetap dilanjutkan meskipun tubuh kepolisian digerogoti korupsi.
Pernyataan ini dilontarkan Ronald dela Rosa di tengah kekhawatiran publik atas kinerja polisi yang dilaporkan kerap menggunakan dalih perang anti-narkoba untuk masalah pribadi. (AFP Photo/Noel Celis)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Filipina menangguhkan operasi anti-narkoba yang digagas oleh Presiden Rodrigo Duterte hingga mereka dapat menyelesaikan korupsi di tubuh institusi itu sendiri.

"Bagi semua polisi penipu, waspadalah! Kita tak lagi berperang melawan narkoba. Kita perang melawan para bandit! Kita akan membersihkan pasukan," ujar kepala kepolisian Filipina, Ronald dela Rosa, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (30/1).

Pernyataan ini dilontarkan di tengah kekhawatiran publik atas kinerja polisi yang dilaporkan kerap menggunakan dalih perang anti-narkoba untuk masalah pribadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kekhawatiran ini semakin menjadi setelah seorang polisi ditahan karena menculik pebisnis Korea Selatan untuk mendapatkan tebusan. Polisi itu dilaporkan membunuh pebisnis tersebut dengan dalih operasi anti-narkoba.

Sejak Duterte mengampanyekan operasi anti-narkoba pada tahun lalu, sekitar 7.000 pengedar narkoba tewas tanpa proses peradilan yang jelas. Sekitar 2.250 di antaranya tewas di tangan polisi, sementara sisanya masih dalam proses penyelidikan.

Bertolak belakang dengan dela Rosa, Duterte pada Minggu (29/1) menegaskan bahwa operasi anti-narkoba akan tetap dilanjutkan meskipun tubuh kepolisian digerogoti korupsi. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER