Duterte 'Hukum' Polisi Korup Gunakan Militan Abu Sayyaf

Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 07 Feb 2017 20:04 WIB
Presiden Rodrigo Duterte menugaskan polisi korup untuk melawan militan Abu Sayyaf sebagai hukuman atas perbuatan mereka mencoreng nama baik negara.
Ilustrasi polisi Filipina. (Reuters/Romeo Ranoco)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyatakan dirinya akan mengirim polisi korup ke benteng pertahanan militan Islamis untuk berperang. Hal ini dia sampaikan menyusul skandal pemerasan yang dilakukan Kepolisian dengan dalih perang antinarkotik.

Duterte selama ini bisa terus membela polisi di hadapan kecaman dunia internasional soal jumlah korban yang jatuh akibat perangnya melawan narkotik. Namun, kepercayaannya terusik akibat pembunuhan pengusaha Korea Selatan, akhir tahun lalu, oleh seorang polisi korup.

Duterte pekan lalu menyebut polisi "korup sampai ke akar-akarnya" dan menunda operasi mereka memberantas natkotik, meski bersumpah akan melanjutkan peperangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari ini, Selasa (7/2), dia berbicara di depan 400 polisi yang berbaris di depan istana kepresidenan. Mereka semua diselidiki atas dugaan berbagai pelanggaran dan mesti menerima makian seperti "bodoh, idiot dan anak pelacur."

Duterte bahkan menantang mereka adu menembak.

"Saya akan mengirim kalian ke Basilan, tinggal di sana selama dua tahun. Jika kalian bisa keluar hidup-hidup, kalian boleh kembali ke sini," kata Duterte, dikutip Reuters

"Jika kalian mati di sana, saya akan memerintahkan polisi agar tidak berusaha untuk membawa kalian kembali dan mengubur kalian di sana."

Basilan adalah pulau yang berada di Filipina selatan, rumah bagi kelompok militan Abu Sayyaf. Kelompok teror yang terkait ISIS ini terkenal karena kerap mengeksekusi sanderanya dengan cara dipenggal.

Duterte mengatakan anggota polisi yang tidak mau dikirim ke Basilan boleh mengundurkan diri. Namun, dia memeringatkan mereka agar tidak macam-macam.

"Carilah kehidupan yang bersih," ujarnya.

"Saya akan memerintahkan satu batalyon untuk memantau pergerakan kalian karena ini prihatin bahwa sebagian besar penjahat kejam di negara ini adalah mantan polisi atau mantan tentara."

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER