Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polisi Diraja Malaysia, Khalid Abu Bakar, menyebut otoritas Korea Utara tidak kooperatif dalam pemeriksaan para tersangka terkait kasus dugaan pembunuhan Kim Jong-nam, kakak tiri Kim Jong-un yang tewas di Kuala Lumpur pekan lalu.
"Kami berlaku adil dalam penyelidikan ini dan mereka seharusnya membantu kami," ujar Khalid sebagaimana dikutip
CNN.
Salah satu orang yang dicari oleh Malaysia untuk dimintai keterangan adalah diplomat pemegang jabatan Sekretaris Kedua di Kedutaan Besar Korut di Kuala Lumpur, Hyon Kwang Song.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kepolisian juga masih mencari seorang staf maskapai penerbangan Korut, Air Koryo. Kedua orang ini diyakini masih berada di Malaysia.
"Kami telah menulis surat untuk Duta Besar untuk meminta izin memeriksa mereka. Kami berharap kedutaan akan bekerja sama dengan kami dan mengizinkan pemeriksaan sesegera mungkin. Jika tidak, kami akan memaksa mereka datang," kata Khalid dikutip
AFP, Rabu (22/2).
Namun menurut Khalid, Korut tak juga membantu Malaysia untuk mewawancarai kedua orang tersebut. Khalid bahkan mengatakan, Korut tak memenuhi permintaan otoritasnya untuk menyerahkan lima tersangka warga negara Korut lainnya.
Malaysia memang masih mencari lima tersangka lainnya. Salah satu orang yang dicari, Ri Ji U, diduga masih ada di Malaysia. Namun, empat orang lainnya diyakini sudah kabur dan tiba di Pyongyang.
Kasus dugaan pembunuhan ini pun membuat hubungan diplomatik kedua negara memanas. Duta Besar Korut di Malaysia, Kang Chol, menuduh Malaysia "berkolusi" dengan negara asing karena negaranya tak diizinkan ikut serta dalam penyelidikan kasus Jong-nam. Malaysia pun menarik dubesnya dari Pyongyang.
Penyelidikan kasus Jong-nam memang menjadi perkara tersendiri bagi Kuala Lumpur dan Pyongyang. Sejak awal, Korut tidak ingin penyelidikan dan proses autopsi pria berusia 46 tahun itu dilakukan di Malaysia.
Pyongyang bahkan mendesak Malaysia segera mengembalikan jasad Jong-nam. Namun, Malaysia berkeras tetap menyelidiki dan menjalankan proses autopsi yang hasilnya dijadwalkan akan keluar Rabu pekan ini.
Saudara pemimpin tertinggi Korut itu diduga tewas diracun di bandara Kuala Lumpur, pekan lalu. Dua orang perempuan--yang salah satunya warga Indonesia--telah ditangkap terkait kematian Jong-nam. Dua orang lainnya, seorang warga Malaysia dan Korea Utara, turut diamankan.
Sementara itu, empat orang warga Korut lainnya sudah terlebih dulu melarikan diri ke luar negeri. Hal ini meyakinkan Korsel bahwa pemerintah Kim Jong Un sendiri yang menjadi otak pembunuhan tersebut.
Selama ini, Kim Jong Nam hidup terasing di luar negeri karena dinilai sebagai ancaman untuk pemerintah di negaranya. Dia tinggal di Macau bersama keluarganya.
(has)