Jakarta, CNN Indonesia -- Sedikitnya 130 warga Turki pemegang paspor diplomatik mencari suaka ke Jerman usai kudeta gagal menggulingkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada musim panas tahun lalu.
Surat kabar harian Jerman,
Sueddeutsche Zeitung melaporkan, selama Agustus 2016 hingga Januari tahun ini, sebanyak 136 warga Turki, yang terdiri dari para diplomat, tentara dan keluarga mereka, telah mengajukan permohonan suaka sebagai pengungsi. Mereka merupakan para pendukung atau simpatisan Gerakan Gulen.
Saat ini, gerakan tersebut dicap oleh Pemerintah Turki sebagai kelompok teror. Pemimpin gerakan itu, Fethullah Gulen, telah mengasingkan diri. Gulen diduga berperan mengarahkan percobaan kudeta pada Juli 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Turki telah meminta Pemerintah Jerman untuk mengekstradisi warganya yang mencari suaka. Mereka dianggap sebagai pembangkang, terutama para personel militer. Hingga kini, sekitar 1,6 juta warga Turki masih berada di Jerman.
Dilansir
Antara, Berlin mempertanyakan perburuan yang dilancarkan Ankara itu dan menganggapnya sebagai pembersihan. Perburuan itu dinilai dapat menimbulkan ketegangan terhadap hubungan kedua negara.
Sementara, media Jerman belakangan ini juga menuding lembaga-lembaga diplomatik Turki telah mendorong warga Turki untuk memata-matai rekan-rekan mereka.
Namun konsulat Turki di negara bagian Jerman North Rhine Westphalia menepis tuduhan itu. Menurutnya, informasi mengenai lembaga diplomatik Turki itu tidak benar dan tidak dapat diterima.
(pmg)