Efek Domino Bantahan Direktur FBI pada Trump

CNN Indonesia
Selasa, 21 Mar 2017 12:48 WIB
Bantahan Direktur FBI James Comey terkait klaim penyadapan Presiden Donald Trump menyisakan persoalan politik yang mungkin berlangsung lama.
Partai Hillary Clinton mungkin bisa memanfaatkan permasalahan ini. (REUTERS/Joshua Roberts)

Partai Republik sempat berharap Comey mengatakan tidak ada bukti koordinasi antara Rusia dan anak buah Trump.

Namun, dia tidak mengatakan hal tersebut dan lebih memilih bungkam, dengan alasan melindungi penyelidikan yang masih berjalan. Walau demikian, dia memperingatkan semua pihak agar tidak menyimpulkan apa-apa berdasarkan sikap diamnya.

Fakta itu sendiri sudah cukup untuk memberi Partai Demokrat amunisi untuk peperangan berbulan-bulan ke depan, memanfaatkan rumor soal Rusia untuk melemahkahn kepemimpinan Trump.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sepakat dengan anggota dewan Nunes bahwa peristiwa ini telah membuat ketidakjelasan di Gedung Putih," kata Brian Fallon, mantan juru bicara tim sukses Clinton kepada CNN, Senin (21/3).

"Hal ini mungkin akan melumpuhkan kemampuan mereka untuk mengajukan agenda legislatif," kata dia, menyebut konfirmasi Comey sebagai skenario terburuk untuk pemerintahan saat ini.

Mencerminkan frustrasi Partai Demokrat terhadap Comey, Fallon juga mempertanyakan mengapa dia berbicara secara publik soal penyelidikan FBI terhadap server surel Clinton di hari-hari terakhir pemilu tapi tidak memberi tahu soal penyelidikan dugaan kolusi Trump-Rusia yang dibuka sejak Juli.

Pertanyaan seperti itu membuat suara di sidang Kongres semakin terpecah. Seolah-olah, Partai Republik dan Demokrat seperti menghadiri dua acara yang berbeda.

Legislator Republik menunjukkan satu suara dalam mempertanyakan pengungkapan identitas Flynn ke publik, menyiratkan bahwa Trump tidak perlu khawatir kekurangan dukungan dari Kongres. Sementara banyak politisi Demokrat terlihat sangat ingin mengangkat dugaan hubungan Trump-Rusia, meski tak mempunyai banyak bukti.

"Saya sedikit khawatir dengan kedua partai," kata Mike Rogers, mantan ketua Komite Intelijen yang kini menjadi analis CNN dan tidak terkait dengan kepala NSA.

"Di sini, kita mempunyai kesempatan untuk berkumpul dan melihat apa yang sebenarnya dilakukan oleh Rusia. Hal itu sepenuhnya hilang, hari ini."


HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER