Pemerintah Ingin Intip WhatsApp karena Teror London

CNN Indonesia
Senin, 27 Mar 2017 10:41 WIB
Pemerintah Inggris meminta diberikan akses ke layanan pesan terenkripsi seperti WhatsApp karena aplikasi tersebut digunakan oleh pelaku teror London.
Ilustrasis kelompok teror di dunia maya. (REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Inggris meminta badan keamanan diberikan akses ke layanan bertukar pesan terenkripsi seperti WhatsApp. Keinginan ini disampaikan menyusul terungkapnya fakta bahwa pelaku teror London menggunakan aplikasi tersebut sebelum beraksi.

Khalid Masood, warga Inggris berusia 52 tahun yang menewaskan empat orang dalam aksi terornya di Westminster, dilaporkan menggunakan layanan yang telah diakuisisi Facebook itu beberapa saat sebelum beraksi.

Menteri Dalam Negeri Amber Rudd mengatakan kepada Sky News, sebagaimana dikutip AFP, bahwa keterbatasan akses keamanan pada layanan pesan terenkripsi seperti Whatsapp "sangat tidak bisa diterima.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tidak bisa tinggal diam dalam situasi di mana teroris berbicara satu sama lain--dalam kasus ini menggunakan pesan WhatsApp--dan kita tidak bisa mengaksesnya," kata Rudd.

Polisi menyatakan masih belum tahu mengapa Masood melaksanakan aksi tersebut. Selain itu, dia juga diduga beraksi sendiri, meski kelompok teror ISIS sudah mengklaim bertanggung jawab.

Sejauh ini, 12 orang telah ditangkap karena diduga terkait dengan serangan yang melukai puluhan orang Rabu pekan lalu. Pada Senin hari ini (27/3), polisi juga kembali menangkap seorang pria berusia 30 tahun yang diduga melakukan aksi teror, terkait kasus ini.

Sembilan orang di antara mereka telah dilepas tanpa hukuman, sementara seorang pria berusia 58 tahun masih harus mendekam di balik jeruji. Di saat yang sama, perempuan berusia 32 tahun yang sempat ditangkap dengan sangkaan serupa dilepaskan dengan jaminan.

Meski meyakini Masood bekerja sendiri, penyidik masih mencari tahu kemungkinan dia diarahkan atau dipengaruhi orang lain.

"Kita harus semua menerima bahwa ada kemungkinan kita tidak akan mungkin memahami kenapa dia melakukan serangan ini. Pemahaman itu mungkin telah mati bersama pelaku," kata pejabat anti-teror senior Neil Basu.

Masood tewas ditembak petugas setelah menikam anggota polisi di kompleks Parlemen Inggris. Sebelumnya, dia terlebih dulu menabrak puluhan pejalan kaki di Westminster, menewaskan tiga orang.

ISIS, melalui media propagandanya, Amaq, menyebut Masood sebagain "tentara" kelompok teror tersebut. Namun, polisi tidak begitu saja mempercayai klaim tersebut dan terus mendalaminya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER