Diduga Jual Informasi ke China, Diplomat AS Ditahan

CNN Indonesia
Kamis, 30 Mar 2017 07:17 WIB
Diplomat AS, Candace Maria Clairborne, 60, diduga menjual informasi diplomatik pada agen rahasia China demi mendapatkan hadiah dan keuntungan finansial.
Diplomat AS dituding menjual informasi pada agen rahasia China. (Thinkstock/Wragg)
Jakarta, CNN Indonesia -- Diplomat Amerika Serikat yang diduga menerima uang ribuan dolar dalam bentuk tunai dan hadiah, dari mata-mata China, ditahan. Dia didakwa menjual informasi negara.

Candace Maria Clairborne, 60, disebut mengetahui identitas asli dua pria China yang sering dia hubungi, selama bekerja di Kedutaan AS di China dan negara lainnya, sebagai intelijen. Selain itu, uang yang mereka berikan pada Clairborne adalah alat pertukaran dengan informasi rahasia AS.

Clairborne mengambil uang tunai dan iPhone untuk dirinya. Namun sebagian besar dana yang dia terima, dikirimkan pada pria muda yang tinggal bersama dengan Clairborne di Beijing dan Shanghai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua mata-mata China itu membayari biaya sekolah mode pria muda tersebut, selain melunasi sewa apartemen, membelikan sebuah mesin jahit juga biaya liburan, yang diminta Clairborne.

Semua itu diungkap dalam persidangan di Pengadilan Negeri Washington, DC.

“Candace Marie Claiborne adalah pegawai Kementerian Luar Negeri yang punya akses pada informasi negera dan diduga tidak mengungkapkan hubungannya dengan agen rahasia China yang memberinya uang dan hadiah berjumlah ribuan dolar,” ujar Pelaksana Tugas Jaksa Agung Mary McCord, dilansir AFP, Kamis (30/3).

“Clairborne menyalahgunakan posisi dan aksesnya pada informasi diplomatik untuk kepentingan pribadi,” lanjut McCord.

Adapun, dakwaan pada Clairborne adalah menghalangi penyelidikan dan berbohong pada penyidik.

Claiborne, yang bekerja di Kementerian Luar Negeri sejak 1999 dan kerap terlilit masalah finansial, ditahan pada Selasa (28/3) dan menyatakan tidak bersalah di ruang sidang.

Namun, laporan yang diterima menyatakan bahwa Clairborne mengenal salah satu mata-mata China itu sejak 2007 dan yang lainnya, sejak 2012.

Dia sudah mengetahui identitas mereka sebagai intelijen, namun lebih ‘tergiur dengan keuntungan finansial yang ditawarkan untuk berbagi informasi’ dengan kedua agen tersebut.

Kendati demikian, tidak jelas disebutkan apa yang ditukar Clairborne dengan keuntungan finansial tersebut. Dalam persidangan, disebutkan bahwa Clairborne memberikan ‘informasi rahasia’ pada kedua agen itu, yang disinyalir bersumber dari internet.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mark Toner mengatakan, pelanggaran yang dilakukan Clairborne menodai ‘kepercayaan publik’.

“Ketika ada pelayan publik diduga melakukan kesalahan besar atau kejahatan federal yang menyalahi kepercayaan publik, kami akan mengusutnya hingga tuntas,” ujar Toner.

“Kementerian Luar Negeri berkomitmen menyelidiki dan bekerja sama dengan pengadilan dan mitra penegak hukum untuk menyelidiki setiap tuduhan kegiatan kriminal dan membawa orang-orang yang melakukan kejahatan ke pengadilan."

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER