Jakarta, CNN Indonesia -- Kejaksaan Perancis, bertindak atas dasar laporan kandidat presiden Perancis Emmanuel Macron, membuka penyelidikan terkait dugaan penyebaran berita palsu atau hoax untuk memengaruhi pemilihan umum.
Kabar ini dilaporkan Reuters, Kamis (4/5), mengutip seorang sumber yudisial yang tidak disebutkan namanya. Sebelum itu, Macron membuat laporan yang merujuk pada pernyataan pesaingnya, Marine Le Pen, pada debat capres semalam.
Dalam debat, politikus ekstrem kanan itu menuding Macron mempunyai rekening di luar negeri. Dia pun menampik tudingan tersebut dan menyatakan tidak mempunyai rekening sebagaimana dituduhkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Macron yang berhaluan moderat menuding Le Pen menyebarkan kebohongan. "Saya tidak mempunyai rekening di surga pajak manapun," kata Macron kepada stasiun radio Inter, dikutip
Reuters.
Dia mengatakan Le Pen mempunyai anak buah yang menyebarkan "informasi salah dan kebohongan" yang "dalam beberapa kasus berhubungan dengan kepentingan Rusia."
Ditekan soal pernyataannya saat debat, Le Pen kepada BFM TV mengatakan dirinya tidak punya bukti bahwa Macron mempunyai rekening di luar negeri. Namun, dia tidak mau kejadian semacam itu baru terungkap setelah semuanya terlambat.
Tim sukses Macron, dua jam sebelum debat, mengatakan akun anonim mengunggah sejumlah dokumen di internet yang menuding seolah Macron mempunyai rekening di luar negeri, dan informasi itu dengan cepat menyebar di Twitter.
"Emmanuel Macron jadi incaran dalam upaya tersusun rapi yang bertujuan untuk mengganggu stabilitasnya, 48 jam sebelum masa kampanye berakhir," kata juru bicaranya, Sylvain Fort, dalam pernyataan pers.