Korut Diduga Siapkan Serangan Gelombang Elektromagnetik ke AS

CNN Indonesia
Selasa, 09 Mei 2017 19:23 WIB
Korea Utara diduga sedang mempersiapkan serangan gelombang elektromagnetik terhadap Amerika Serikat menggunakan dua satelit yang sudah mengorbit di atas Bumi.
Hubungan AS-Korut yang kias panas melahirkan dugaan serangan gelombang elektromagnetik oleh Korut dari luar angkasa ke AS. (Reuters/Damir Sagolj)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korea Utara diduga sedang mempersiapkan serangan gelombang elektromagnetik (EMP) terhadap Amerika Serikat menggunakan dua satelit yang sudah mengorbit di atas Bumi.

Direktur Eksekutif Gugus Tugas Keamanan Nasional dan Dalam Negeri AS, Peter Vincent Pry, mengatakan bahwa sistem ini sudah dikembangkan oleh Korut sejak 1980-an.

Sistem tersebut dapat meledakkan senjata nuklir luar angkasa yang bisa memicu gelombang elektromagnetik, mematikan peralatan listrik yang berada di bawahnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak mengembangkan sistem tersebut, Korut diduga sudah sukses meluncurkan dua satelit observasi pada 2012 dan 2016. Satelit itu diperkirakan dapat mengitari Bumi dalam waktu 94 menit.

Pry mengatakan, dengan sistem ini, Korut menjalankan diplomasi perang "versi era siber" sehingga mereka dapat selalu menempatkan "salah satu satelit mereka sangat dekat dengan AS."

Ia juga mengatakan kepada The Independent, Korut bisa jadi menggunakan sistem ini sebagai alat tawar jika AS mengancam menjatuhkan sanksi militer atas negaranya.

Namun, seorang ahli nuklir asal AS, Jeffrey Lewis, mengatakan bahwa dugaan serangan EMP dapat menghancurkan sistem listrik di bawahnya itu, "sangat konyol."

Ia kemudian merujuk pada salah satu uji coba "Starfish Prime" yang dilakukan AS pada 1962. Meskipun bom tersebut 100 kali lebih besar dari bom atom di Nagasaki, dampak kerusakan yang terjadi hanya matinya lampu jalan di Honolulu.

Selama ini, sejumlah pihak memang meragukan kemampuan Korut mengembangkan senjata mutakhir. Namun, beberapa pakar mengatakan, Korut tetap saja sudah memiliki sistem yang dapat menyerang langsung Korea Selatan dan Jepang.

Perdebatan ini kembali mengemuka setelah hubungan Korut dan AS kian panas sejak awal tahun ini. Presiden Donald Trump mengaku sudah jengah dengan sikap Korut yang mengabaikan desakan masyarakat internasional untuk menghentikan uji coba nuklirnya.

Trump akhirnya mengatakan, ia memang siap mengatasi situasi ini dengan damai. Namun, Trump tetap memperingatkan Korut bahwa "konflik yang sangat sangat besar" pada Korut masih "sangat mungkin terjadi."

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER