Eropa Minta Bicara Mendesak dengan AS soal Larangan Laptop

CNN Indonesia
Jumat, 12 Mei 2017 09:39 WIB
Uni Eropa menyurati Amerika untuk meminta pembicaraan mendesak terkait kemungkinan perluasan larangan laptop di pesawat kepada sejumlah negara di benua biru.
Ilustrasi. Uni Eropa minta pembicaraan mendesak dengan Amerika terkait larangan laptop. (REUTERS/Yves Herman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Uni Eropa meminta pembicaraan mendesak dengan Amerika Serikat soal kemungkinan perluasan larangan komputer jinjing atau laptop di pesawat terkait ancaman teror ke sejumlah negara-negara di benua biru. Blok tersebut menyatakan ancaman semacam itu adalah hal yang biasa.

Sejumlah pejabat menyatakan pemerintahan Trump kemungkinan besar memperluas larangan yang saat ini sudah diberlakukan untuk penerbangan dari 10 bandara spesifik di Timur Tengah, Afrika utara dan Turki karena khawatir bom yang ditanam di perangkat elektronik dibawa ke pesawat.

Dalam surat kepada Menteri Keamanan Nasional John Kelly dan Menteri Transportasi Elaine Chao, dilihat Reuters, eksekutif Uni Eropa menyatakan penting untuk berbagi soal informasi menyangkut ancaman yang melibatkan bandara-bandara Uni Eropa.
"Dengan demikian kami menegaskan kemauan kami untuk melakukan dialog konstruktif dan kami mengajukan sejumlah pertemuan dilakukan atas situasi mendesak, baik di tingkat politis maupun teknis, untuk secara bersama meninjau risiko dan meninjau ulang kemungkinan penggunaan langkah-langkah umum," tulis Violeta Bulc, Komisioner Transportasi Uni Eropa dan Dimitris Avramopoulous Komisioner untuk Migrasi, Perumahan dan Kewarganegaraan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski belum ada keputusan yang diambil, larangan bisa berdampak pada maskapai besar Eropa seperti Lufthansa, British Airways, Air France-KLM dan sumber-sumber di industri telah mengatakan sejumlah maskapai maupun bandara telah mengupayakan langkah-langkah kontingensi yang mungkin diambil.

Olivier Jankovec, direktur jenderal asosiasi perdagangan bandara ACI Europe, mengatakan minimnya koordinasi antara UE dan Amerika Serikat mengkhawatirkan.

"Kami tahu dalam konteks geopolitik saat ini, dengan jenis teroris yang kita hadapi, respons efisien sangat bergantung pada pada kerja sama internasional--seputar peninjauan ancaman dan berbagi intelijen. Ini tidak dilakukan," kata Jankovec dalam konferensi industri Pusat Penerbangan CAPA dekat Dublin.
Amerika Serikat memberlakukan larangan itu pada Maret dan segera diikuti oleh Inggris yang turut membuat larangan serupa dengan ketentuan rute sedikit berbeda.

Pakar keamanan Eropa bertemu di Brussels pada Kamis untuk membicarakan respons atas kemungkinan perluasan larangan tersebut. Dua pejabat Uni Eropa mengatakan diskusi tersebut sejauh ini berkonsentrasi pada mempertahankan kepentingan bersama.
Eropa Minta Bicara Mendesak dengan AS soal Larangan LaptopIlustrasi. Amerika dan Inggris khawatir laptop dimanfaatkan teroris menyelundupkan bom ke pesawat. (dangquocbuu/Pixabay)
Duta Besar Uni Eropa untuk Amerika Serikat akan bertemu dengan Kelly beberapa hari ke depan untuk mendiskusikan isu tersebut, kata salah seorang pejabat itu.

"Kepentingan bersama kami adalah bekerja sama dengan erat untuk mengatasi ancaman dalam penerbangank, sebelum potensi pemberlakukan langkah keamanan baru untuk maskapai yang beroperasi dan UE ke AS," kata para komisioner dalam surat.
CEO Malaysia Airlines peter Bellew mengatakan kepada Reuters di sela konferensi CAPA bahwa perluasan larangan laptop itu sangat disayangkan dan mempersulit orang-orang untuk bepergian.

"Saya pikir larangan ini akan mengakibatkan dampak fundamental pada perjalanan ke Amerika Utara dan saya pikir hal itu tidak akan berlalu dengan cepat," kata Bellew.

Para regulator Eropa telah memperingatkan potensi ancaman kebakaran dari ratusan perangkat pada penerbangan jarak jauh karena risiko baterai lithium-ion yang tidak mati dengan sempurna.

"Yang paling penting bagi kami adalah tantangan keamanan apapun tidak diselesaikan dengan cara membuat tantangan keselamatan," kata Henrik Hololei, direktur jenderal departemen transportasi Komisi Eropa, dalam konferensi di Dublin.
Hololei menolak berkomentar soal kemungkinan aksi resiprokal oleh Eropa seandainya larangan laptop itu jadi diperluas.

"Saya tidak mau berspekulasi pada tahap ini soal langkah selanjutnya karena masih belum ada kejadian apa-apa. Sedikit prematur, tapi jelas kita juga telah melihat berbagai kemungkinan yang mungkin diambil," kata Hololei.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER