Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok keagamaan yang terdiri dari 130 imam dan pemuka agama Islam menolak untuk menyalatkan dan memimpin upacara pemakaman tradisional Islam bagi tiga jenazah pelaku teror di London Bridge.
"Dengan konsekuensi dan prinsip etika yang sangat penting bagi Islam, kami tidak akan menyalatkan dan memimpin pemakaman tradisional yang biasa dilakukan bagi setiap Muslim pada para pelaku [teror]," bunyi pernyataan yang beredar di media sosial, pada Rabu (7/6).
"Kami juga mendesak sesama imam dan otoritas agama untuk melakukan hal yang sama. Ini karena tindakan yang tidak dapat dibela dan sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam," kata kelompok itu menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pemimpin agama dari berbagai latar belakang juga mengecam serangan di Jembatan London dan Borough Market pada Sabtu (3/6).
Sekitar tujuh orang tewas dan 48 lainnya luka setelah tiga orang menabrakkan van secara membabi buta pada pejalan kaki di Jembatan London, dan menikam orang-orang di restoran kawasan Borough Market pada Sabtu malam.
Sebuah panel pembicara di Masjid London Timur mengatakan, mereka akan berupaya memerangi ekstremisme yang memutarbalikan ajaran agama.
"Kita berkumpul untuk berdiri dan bersatu melawan mereka [teroris] yang berupaya memecah-belah kita. Pembunuhan keji terhadap orang-orang tak berdosa di London pada Sabtu malam tidak akan berhasil memecah kita," tutur ketua Masjid London Timur, Muhammad Habibur-Rahman.
"Saya ingin menyampaikan pesan jelas pada teroris: Anda menentang inti ajaran Islam dan Nabi Muhammad SAW yang damai dan sejahtera," katanya menambahkan.
Kepolisian Inggris berhasil mengungkap tiga pelaku teror yang belakangan diketahui bernama Youssef Zaghba, 22, Khuram Shazad Butt, 27, dan Rachid Redouane, 30.
Ketiganya tewas ditembak mati oleh polisi tak lama setelah melancarkan aksi mereka.
Sejumlah pemimpin Pusat Dakwah Islam Jabir Bin Zayd di Barking, masjid yang berdekatan dengan tempat tinggal Butt, mengecam aksi teror itu.
"Sebagai sebuah komunitas, kami mencela tindakan kriminal yang menjijikan dan tidak dibenarkan ini. Itulah sebabnya kami akan terus membantu polisi dan pihak berwenang dalam penyelidikan kasus ini dan memastikan keadilan tercapai," seperti dikutip
The Independent.
Butt, yang dikenal di lingkungannya dengan nama Abz, dilaporkan sempat diusir dari masjid tersebut karena mengkritik dan mengomel soal pemungutan suara yang menurutnya tidak mencirikan Islam.
Dia juga dilaporkan sempat menunaikan ibadah salat Jumat di masjid tersebut sehari sebelum melakukan aksi kejamnya di Jembatan London.