Perancis Sebut Pelaku Insiden Notre Dame Tak Terpantau Polisi

CNN Indonesia
Kamis, 08 Jun 2017 06:30 WIB
Juru bicara pemerintah Perancis mengatakan sulit mengantisipasi serangan yang dilakukan oleh orang di luar radar dan pantauan polisi.
Juru bicara pemerintah Perancis mengatakan sulit mengantisipasi serangan yang dilakukan oleh orang di luar radar dan pantauan polisi. (Foto: REUTERS/Gonazlo Fuentes)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru bicara pemerintah Perancis, Christophe Castaner, mengatakan penyerangan di depan Gereja Katedral Notre Dame, Paris, pada Selasa (6/6), adalah "tindakan terisolasi."

Berdasarkan penyelidikan awal, Castaner menuturkan, pelaku bersenjata palu yang tiba-tiba menyerang seorang polisi di luar katedral itu "tidak pernah menunjukan tanda-tanda radikalisasi."

"Sangat sulit mengantisipasi serangan saat tindakan itu dilakukan oleh orang yang tak masuk dalam radar polisi," tutur Castaner kepada radio RTL, Rabu (7/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seorang polisi terpaksa melepaskan tembakan dan melukai pria yang tiba-tiba menyerang rekan kerjanya di depan Notre Dame pada Selasa malam

Pria yang belakangan diketahui merupakan warga Aljazair berusia 40 tahun itu, berupaya menyerang dengan menggunakan palu.

Sejumlah dokumen yang ditemukan memaparkan, pria tersebut merupakan seorang mahasiswa doktoral di sebuah universitas di bagian timur Perancis.

Namun, diberitakan AFP, menurut sumber yang terlibat dalam penyelidikan, sang pelaku diklaim merupakan anggota ISIS.


Hingga kini, Castaner menyebutkan, polisi masih melakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden tersebut.

Serangan Notre Dame terjadi saat Perancis sedang dalam kewaspadaan tingkat tinggi terhadap berbagai jenis ancaman terorisme. Pengamanan ini dilakukan menyusul serangan di London pada akhir pekan lalu.

Perancis juga tengah berada dalam situasi darurat keamanan menanggapi serangkaian teror yang menerpa negara itu dalam beberapa tahun terakhir.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER