AS dan Rusia Bentrok, Kedua Menlu Sepakat Bertemu

CNN Indonesia
Jumat, 04 Agu 2017 15:47 WIB
Menlu Sergei Lavrov dan Menlu Rex Tillerson sepakat bertemu, membahas hubungan kedua negara yang memburuk usai penerapan sanksi Washington terhadap Moskow.
Menlu Rusia dan Menlu AS melakukan komunikasi via telepon untuk membahas perbaikan hubungan kedua negara yang sedang memburuk akibat sanksi baru AS. (REUTERS/Maxim Shemetov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Menlu Sergei Lavrov dan Menlu Amerika Serikat Rex Tillerson sepakat bertemu untuk berdiskusi mengenai hubungan kedua negara yang kian memburuk, menyusul penerapan sanksi Washington terhadap Moskow baru-baru ini.

Kemlu Rusia menyatakan kesepakatan tatap muka ini terjadi saat kedua diplomat itu berbincang melalui sambungan telepon atas prakarsa AS.

"Kedua menteri sepakat membahas sejumlah topik termasuk status hubungan bilateral AS-Rusia dan diskusi seputar rencana pertemuan forum regional ASEAN pada 7 Agustus mendatang," bunyi pernyataan Kemlu Rusia, Rabu (4/8), seperti dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain merencanakan pertemuan, Lavrov dan Tillerson juga membahas sejumlah isu global yang menjadi perhatian kedua negara.

Salah satu isu yang dibahas yakni mengenai sikap Dewan Keamanan PBB dalam merespons ambisi nuklir dan rudal Korea Utara yang kian mengancam keamanan regional.

Kedua diplomat tertinggi itu setuju akan membahas ancaman Korut lebih dalam saat pertemuan ASEAN di Manila, Filipina, nanti.

Recana pertemuan Lavrov dan Tillerson ini muncul setelah Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa hubungan AS-Rusia tengah berada di titik terendah dan sangat berbahaya.
Hubungan Gedung Putih dan Kremlin kian memburuk saat Presiden Rusia Vladimir Putin mengusir sekitar 700 diplomat AS dari negaranya. Langkah itu dilakukan Putin sebagai tindak balasan atas sanksi baru yang dijatuhkan Washington terhadap Rusia.

Trump terpaksa menandatangani sanksi yang diajukan Kongres AS atas Rusia yang telah disepakati sejak pekan lalu. Padahal, di awal pemerintahannya, konglomerat properti itu berniat memperbaiki hubungan AS dan Rusia yang telah buruk ketika masa pemerintahan Presiden Barack Obama.

Dia mengkritik langkah itu sebagai pelanggaran kuasanya dalam membentuk kebijakan luar negeri. Trump bahkan mengatakan bahwa dirinya bisa mencapai "kesepakatan yang jauh lebih baik" ketimbang keputusan yang diambil oleh Kongres.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER