Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Penerbangan Federal
Amerika Serikat (FAA) menerbitkan perintah darurat berisikan larangan bagi maskapai komersialnya terbang di wilayah udara
Iran, terutama sekitar Selat Hormuz dan Teluk Oman, Jumat (21/6). Mereka khawatir pesawat sipil bisa menjadi korban salah sasaran di tengah pertikaian AS dan Iran yang semakin meruncing.
Perintah itu diterbitkan beberapa jam setelah maskapai United Airlines menangguhkan penerbangan dari New Jersey menuju Mumbai, India, yang terbang melalui wilayah udara Iran.
Penangguhan dilakukan setelah peninjauan keamanan udara menyusul insiden Iran menembak jatuh pesawat nirawak (drone) pengintai milik Amerika Serikat di kawasan itu, kemarin.
FAA menuturkan berdasarkan sistem radar penerbangan, pesawat komersial terdekat yang terbang di wilayah itu berjarak 72 kilometer dari lokasi terbang drone AS RQ-4 Global Hawk itu sebelum jatuh ditembak rudal jarak jauh Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada banyak pesawat penerbangan sipil yang beroperasi di daerah itu saat insiden terjadi," bunyipernyataanFAA seperti dikutip
AFP.
Meski larangan FAA tersebut tidak berlaku bagi maskapai negara lain, tetapi biro penerbangan internasional, OPSGROUP, mempertimbangkan larangan itu untuk diberlakukan maskapai secara global.
"Sejak insiden MH17, semua negara bergantung pada saran AS, Inggris, Prancis, dan Jerman untuk menyoroti risiko wilayah udara. Ancaman penembakan pesawat sipil di Iran adalah nyata," papar OPSGROUP.
Maskapai Malaysia Airlines bernomor MH17 jatuh setelah ditembak rudal di langit Ukraina dalam penerbangan dari Amsterdam, Belanda menuju Kuala Lumpur pada Juli 2014 lalu.
Insiden itu menewaskan seluruh 298 penumpang dan menjadi momok baru bagi keamanan penerbangan internasional, terutama di wilayah konflik.
Dua maskapai AS, American Airlines dan Delta Air Lines menyatakan tidak akan menerbangkan pesawatnya melalui wilayah udara Iran. Maskapai Jepang seperti Japan Airlines dan ANA Holdings Inc juga menuturkan hal serupa.
[Gambas:Video CNN]Akan tetapi, berdasarkan penelusuran dari situs Flightradar24, maskapai Qatar Airways dan Etihad Airways masih melewati wilayah yang dilarang FAA sekitar pukul 03.00 GMT.
(rds/ayp)